Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnalis Yahudi: Rencana ‘Israel Raya’ Netanyahu Memicu Kekacauan di Timur Tengah

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

Pemimpin penjajah Zionis Israel, Benjamin Netanyahu (Foto: MEMO)

Berlin, MINA – Jurnalis Yahudi asal Argentina yang tinggal di Jerman, Martin Gak menyebut bahwa kekacauan yang terus berlangsung di Timur Tengah berakar dari ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mewujudkan proyek “Israel Raya” dan menjadikan negaranya sebagai kekuatan dominan di kawasan.

Dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu, Jumat (20/6), Gak mengkritik keras tindakan militer Israel yang dinilainya tidak sah dan sangat merusak stabilitas regional.

Menanggapi serangan terbaru Israel, Gak menilai bukan sebagai membela diri. “Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembelaan diri. Bahkan saya tidak akan menyebutnya serangan pre-emptive (menyerang lebih dulu). Ini hanyalah penghancuran dan pemusnahan yang disengaja,” kata Gak.

Ia menambahkan, “Kalau Anda benar-benar menghancurkan seluruh kawasan, maka secara prinsip tidak akan ada alat atau kemampuan untuk membalas atau membela diri.”

Baca Juga: Mayoritas Warga AS Tolak Keterlibatan Militer Negaranya dalam Konflik Israel-Iran

Menurut Gak, strategi yang digunakan Israel sangat mirip dengan taktik militer Rusia dalam konflik bersenjata.

“Lihatlah Gaza, lihat apa yang terjadi di Lebanon selatan. Gambar-gambarnya sangat mirip dengan Grozny dalam Perang Chechnya kedua,” ujarnya.

Ia juga menyebut kehancuran di Aleppo, Suriah, sebagai contoh lain dari pola penghancuran sistematis yang kini diadopsi Israel, layaknya strategi Rusia ketika mendukung rezim Bashar al-Assad.

Selain itu, Gak menyoroti bagaimana kekuasaan Israel saat ini berlangsung tanpa batas dan tanpa pertanggungjawaban.

Baca Juga: Israel Masuk “Daftar Hitam” PBB atas Pelanggaran Berat terhadap Anak-anak di Gaza

“Para warga Israel, terutama dari koalisi Netanyahu, beraksi seolah-olah mereka kebal hukum. Mereka berjalan di siang bolong sambil memamerkan impunitas mereka, bahkan saat mereka membantai ribuan anak-anak, perempuan, lansia, dan laki-laki,” ujar Gak.

Ia juga menegaskan bahwa ambisi otoritas Israel saat ini bukan lagi sekadar visi teologis tentang “Israel Raya”, tetapi telah menyerupai ambisi negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok.

“Apa yang terjadi di Afghanistan, Irak, dan Amerika Latin adalah contoh dari kekuasaan tanpa kontrol, yang bertindak tanpa menghormati hukum internasional atau tatanan hukum pascaperang,” paparnya.

Gak menyebut para menteri kanan ekstrem seperti Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich sebagai sosok yang paling gencar mendorong proyek ekspansionis “Israel Raya”.

Baca Juga: Ratusan Akademisi Seru Universitas Stellenbosch Afsel Bela Palestina

“Netanyahu adalah sosok yang hanya peduli pada dirinya sendiri. Ia tidak punya rasa kehormatan dan akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan dirinya. Salah satunya adalah bersekutu dengan para tokoh ultra-nasionalis yang mendorong narasi perluasan wilayah Israel,” ujarnya.

Gak menyebut bahwa tekanan dari kelompok ini bisa mendorong Israel untuk memperluas wilayah hingga ke Lebanon selatan, sebagian Suriah, bahkan mungkin sebagian Mesir.

“Ini adalah bentuk nasionalisme ekspansionis yang berbahaya, seperti yang pernah kita lihat pada era Nazisme,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gak memperingatkan bahwa sebagian tokoh di Israel memiliki pandangan bahwa ancaman keamanan global harus diserang lebih dulu, bahkan jika itu berarti perang dengan negara-negara besar.

Baca Juga: Sembilan Negara Eropa Desak Tinjau Perdagangan dengan Israel

“Ada yang berbicara bahwa ‘semifinal’ (perang) adalah Iran, dan ‘final’ adalah Turki. Jadi percakapan ini sama sekali bukan lagi tentang peta alkitabiah,” ujarnya.

Gak menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa ideologi ekspansionis tersebut tidak ada hubungannya dengan ajaran Yahudi.

Yudaisme adalah agama pengasingan. Yudaisme ada di Istanbul, Toledo (Spanyol), Buenos Aires, dan Jerman. Ini bukan Yudaisme. Ini hanyalah sekelompok fanatik yang ingin Yahudi terlihat seperti Maccabee, membawa pedang dan perisai. Dan mereka sangat berbahaya,” tambahnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran Tunjuk Majid Khademi Sebagai Kepala Intelijen Baru IRGC

Rekomendasi untuk Anda