Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabbalah, Agama Berhala Ajaran Setan

Bahron Ansori - Kamis, 3 Juni 2021 - 08:04 WIB

Kamis, 3 Juni 2021 - 08:04 WIB

1194 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Pada abad pertengahan, di Barat sedang terjadi pergulatan antara akal dan agama. Akal adalah refleksi dari rasionalitas yang terkurung oleh dogma-dogma gereja yang tidak jelas. Pada akhirnya akal berhasil menyingkirkan iman, akibatnya Barat menjadi sekular, inilah masa Renaissance (kelahiran kembali).

Setelah melewati masa Renaissance, masa itu masih terus mempengaruhi umat manusia hingga ke zaman modern ini, iman dan agama semakin terpuruk dalam lautan rasionalitas dari akal.

Di Barat, gereja semakin ditinggalkan jamaahnya lantaran rumah ibadah tersebut menjadi penghalang dalam mengekspresikan kebebasan akal. Madona, salah seorang diva musik dunia memilih untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran Kabbalah, disusul oleh Demi Moore dan sederet artis kondang lainnya. Saat ini Kabbalah menjadi agama alternatif bagi sejumlah selebritis dunia. Faktor apa yang seolah menghipnotis minat sehingga Kabbalah menjadi pilihan mereka?

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Kabbalah adalah kepercayaan Yahudi yang sangat rahasia karena disampaikan hanya pada anggota-anggota tertentu dengan cara dari mulut ke mulut. Inti ajarannya ialah ilmu sihir dan ritual pemujaan setan. Secara harafiah Kabbalah (Qabala) bermakna tradisi lisan. Kata Kabbala diambil dari bahasa Ibrani: qibil yang bermakna menerima atau tradisi warisan. Dengan demikian ajaran Kabbalah mempunyai arti menerima doktrin ilmu sihir (okultisme) yang hanya diketahui oleh segelintir orang.

Menurut sejarah, Ordo Kabbalah telah berusia 4.000 tahun, sejak Nabi Ibrahim as meninggalkan Sumeria, akhirnya menyebar ke Mesir Kuno hingga Ke Palestina. Nama lain dari ordo Kabbalah adalah Ordo Persaudaraan. Salah seorang pendeta tinggi Kabbalah yakni Samiri yang mengajak Bani Israil saat kabur dari kekejaman Raja Fira’un di Mesir untuk menyembah anak sapi simbol-simbol yang melambangkan lucifer sang cahaya emas saat Nabi Musa as sedang menjalankan perintah Allah di tempat lain.

Doktrin mistis Kabbalah merupakan induk dari segala ilmu sihir yang ada di seluruh dunia saat ini. Ditinjau dari segi pemahaman, Kabbalah terdiri dari 3 ordo : Ordo Hijau, Kuning, serta Putih. Ordo putih nyaris tidak teridentifikasi oleh peneliti. Hal ini lebih disebabkan gerakannya sangat rahasia, dan mereka berkonsentrasi pada misi politik. Sedang ordo Hijau dan Kuning lebih menekankan pada aspek penyembahan terhadap Lucifer.

Ajaran Kabbalah diatur untuk menentukan jalannya peradaban manusia dengan membentuk satu pemerintahan dunia (E Pluribus Unum) di bawah kendali Yahudi. Tradisi Kabbalah ditengarai menghasilkan filsuf besar seperti Plato, Socrates dan lain-lain, juga faham Rasisme yang kemudian diadopsi Hitler untuk berkuasa.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Untuk menjadi anggota ordo putih, harus memiliki gelar magister pada satu disiplin ilmu. Hanya Yahudi dari garis keturunan yang lurus yang diizinkan untuk menjadi anggota. Di dalam fase rekrutmen ini ditempuh melalui pendidikan tidak kurang dari 40 hari. Prinsip ini yang selanjutnya digunakan oleh kelompok persaudaraan Illuminati.

Dogma Kabbalah ada relasinya dengan sistem kepercayaan astrologi kuno. Pada hakekatnya Kabbalah telah menyimpang jauh dari agama Yahudi. Ajaran tersebut menjadi doktrin mistis dari keimanan Yahudi yang melenceng dari Taurat.

Theodore Reinach seorang pakar sejarah Yahudi mendiskripsikan bahwa Kabbalah adalah racun teramat halus yang menyusup dan memenuhi nadi agama Yahudi. Doktrin tentang Tuhan mereka, bertentangan dengan isi Taurat itu sendiri. Penjelasan kaum Kabbalis tentang Tuhan direfleksikan sebagai bentuk tertinggi yang tak terlukiskan yang disebut En Sof. Adapun En Sof telah memanifestasikan dirinya kepada pengikutnya dalam sepuluh aspek (Sefiroth) realitas ilahiah. Kesepuluh aspek tersebut yakni: Kether Elyon (Mahkota tertinggi), Hokhmah (Kebijaksanaan), Binah (Akal), Hesed (Cinta atau pengampunan), Din (Kekuasaan), Rakhamim, (Kasih Sayang), Netsakh (Keabadian), Hod (Keagungan), Yesod (Fondasi), Malkuth (Kerajaan (Sekhinah).

Kaum Kabbalis tidak memaksakan falsafah-falsafah mereka, tapi bagi mereka simbol dan mitologi jauh lebih mudah dalam menunjukan keberadaan Tuhan menurut mereka. Ketika berakhirnya kekuasaan para kabbalis Romawi di Palestina, para pendeta Kabbalah memutuskan untuk merekam tradisi mereka lewat papyrus agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Tugas tersebut diamanahkan pada Rabbi Akiva Ben Josef seorang ketua majelis tinggi pendeta Sanhendrin, serta seorang kepercayaannya rabbi Simon Ben Joachai.

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Kitab suci Kabbalah terbagi dalam dua buku: Sefer Yetzerah (Kitab Penciptaan) dan Sefer Zohar (Kitab Kemegahan). Zohar penuh dengan ayat-ayat rahasia. Ayat-ayat tersebut hanya bisa dipahami melalui kitab Yetzerah.

Kitab Cahaya

Di Eropa beberapa abad setelah Masehi muncul Sefer Bahir (Kitab Cahaya). Kitab suci Kabbalah ditulis dalam bahasa Ibrani, selanjutnya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Rujukan kaum Kabbalis tersebut berisi ajaran suci bagi kultus sesat dan penyembahan terhadap iblis. Teologi

Kabbalah tersusun dari mitologi paganisme dan menjadi dasar dari kemerosotan agama Yahudi. Klaim Kabbalah bahwa manusia bertanggung jawab terhadap keberadaannya.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

Kabbalah merepresentasikan bahwa manusia menjadi suci setara dengan Tuhan, dalam istilah modern dikenal dengan faham Humanisme. Penganut Kabbalah menggunakan simbol-simbol. Organ lelaki disimbolkan dengan Phallus (Lingga), perlambang kekuasaan regeneratif. Organ wanita dimanifestasikan oleh Yuna yang melambangkan kesuburan.

Lain halnya untuk menjelaskan struktur hirarki, mereka menggunakan segitiga dan piramida. Para elit Kabbalis berada pada puncak piramida yang menguasai massa yang menopang bangunan tersebut (diadopsi menjadi system kapitalisme).

Teologi Kabbalah merebak ke seluruh dunia. Di Indonesia pernah ada gereja iblis, hotel serta night club yang dinisbahkan kepada Lucifer. Sedang di Persia kaum Kabbalis menyusup ke dalam agama Zoroasterisme. Para pemuka agama Zoroaster disebut dengan Magi, ritual ajarannya: Magus. Dari isitilah itulah muncul ilmu magis. Adapun Hadis Nabi Muhammad saw menyebut bahwa Zoroaster seperti halnya Majusi, aliran ini mempelajari sihir okultisme dan tenung (santet) dengan bantuan jin.

Seiring dengan merebaknya Ilmu Astrologi dan numerologi, agama Kabbalah pun berkembang di Sumeria-Mesir, Babilonia sampai ke Persia.

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

Di Palestina ajaran Kabbalah menyebar dipimpin oleh Herodes II, gubernur Romawi serta dua orang pembantunya: Ahiram Abiyud dan Moav Levi, mereka melawan ajaran Yesus, kelompok tersebut berupaya membangun kembali Haikal Sulaiman di Yerusalem. Majelis Kuasa Rahasia Kabbalah yang dipimpin Herodes II memerintah untuk menyembelih Nabi Zakaria as, juga membunuh Nabi Yahya as dan meletakkan penggalan kepalanya di atas nampan. Ia juga mengeluarkan dekrit hukum mati terhadap Yesus (Nabi Isa as). Dalam waktu singkat, Injil versi Kabbalah berkembang ke seantero kekaisaran Romawi dan menjalar hingga ke Eropa.

Majelis tersebut juga mendirikan The Knights Templar yang merupakan cikal bakal Struktur hirarki Kabbalah yang diadopsi menjadi sistem kapitalisme dari gerakan Freemasonry dengan cara menyusupkan anggotanya sebagai seorang Kristen Katholik yang berperan sebagai ordo militer dalam perang salib.

Sampai sejauh ini Barat menilai Tuhan dengan caranya yang kian sekuler. Sesungguhnya seperti itulah gambaran tentang pencarian Tuhan oleh para selebritis dunia yang semakin kebablasan. Jauh berbeda dengan aqidah Islam; sebelum membangun kerangka iman terlebih dulu dilakukan pemahaman lewat ilmu, yang diimplementasikan dengan amal saleh, dan yang paling utama kita harus mendudukkan wahyu di depan kenisbian nalar. Sehingga akan terwujud sinergitas prima antara nalar dan agama. Akhirnya hanya Islamlah satu-satunya agama yang mempunyai konsep sempurna dan final, jauh sejak agama tersebut diturunkan oleh Allah lewat wahyu melalui perantaraan Jibril kepada junjungan kita Rasulullah saw. Allahua’alam.(A/RS3/P1)

(dari berbagai sumber)

Baca Juga: BSP 2024, Solidaritas dan Penghormatan Bagi Pahlawan di Tengah Genosida

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Tausiyah
Sosok
Tausiyah
Tausiyah