Oleh : Husen Kuromaa, Pengajar Tahfidz Al-Qur’an Masjid Al-Fatah Ciparay, Garut, Jabar
Hati diibaratkan seorang raja dan seluruh anggota badan adalah prajuritnya.
Saat raja itu baik, maka seluruh prajuritnya pun akan ikut baik. Namun sebaliknya, jika ia buruk maka buruklah semua prajuritnya itu.
Hal di atas menggambarkan betapa pentingnya peran sebuah hati bagi seorang manusia.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Hati adalah sumber segalanya. Baik itu kebajikan atau keburukan. Semua itu bermuara pada satu tempat, yaitu hati.
Pernyataan itu senafas dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bersabda :
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya didalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga akan rusak. Ketahuilah (segumpal daging itu) ialah hati..” (HR Muslim).
Hadits ini menjelaskan tentang peran hati bagi manusia. Jika hatinya dijaga baik, maka dampaknya akan terasa terhadap seluruh anggota badannya.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Contoh sederhana saja, saat hati seseorang terisi dengan hal-hal baik, maka akan nampak juga dari anggota fisiknya, salah satunya dari wajahnya yang ramah dan berseri-seri terhadap orang lain.
Begitu juga sebaliknya, saat hati terisi dengan hal-hal buruk dan negatif, maka akan terlihat pula dari raut wajahnya yang tak bersahabat dengan orang lain.
Demikianlah gambaran hati yang memberikan pengaruh pada seluruh jasad bagi pemiliknya.
Sedangkan kaitannya antara hati dan dosa terletak pada efeknya. Jika seseorang melakukan sebuah dosa, maka akan berdampak pada kondisi hatinya.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Dosa akan memberikan titik noda khusus bagi hati, manakala ia melakukan sebuah kesalahan. Satu dosa sama dengan satu titik noda hitam di dalam hatinya.
Pernyataan itu tertuang pada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasul bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
Artinya, “Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 4). (HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Hadits ini dinilai hasan oleh At-Tirmidzi).
Hadits ini menjelaskan tentang efek dari suatu dosa. Dosa akan memberikan titik hitam di hati, satu dosa akan menambah satu titik didalamnya. Tapi titik itu akan otomatis terhapus jika ia meninggalkan dosa itu lalu bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Oleh karena itu, sangatlah penting sekali agar selalu menjaga hati. Dan juga, pastikan agar menjauhi dari perbuatan dosa, karena hal itu akan berdampak buruk bagi hatinya.
Tanda Dari Berbuat Dosa
Bagi seorang muslim, perbuatan dosa adalah sumber malapetaka bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Saat di dunia, dosa adalah sumber dari segala kesengsaraan hidup. Waktu yang bertambah, tidak menambah apapun kecuali hanya menambah keterpurukan bagi dirinya. Tidak ada keberkahan dan rahmat Allah yang menaunginya.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Sedangkan di akhirat, dosa adalah penyebab datangnya siksaan di neraka. Karena cukup dengan satu dosa saja, maka manusia sudah terancam dengan siksaan yang sangat berat di sana.
Memang manusia tidak akan luput dari sebuah dosa. Setiap manusia pasti ada kecendrungan untuk melakukan suatu kesalahan. Tapi sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang dengan segera bertaubat kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.
Di samping itu, dosa mempunyai dampak pada perubahan kondisi hati dan sikap seseorang. Di mana saat seseorang berbuat dosa, maka akan nampak terlihat dari tanda-tandanya.
Adapun tanda dari berbuat dosa, secara umum, terbagi menjadi dua yaitu:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
- Hati Bimbang Dan Ragu
Sebenarnya akibat dari suatu dosa bisa dirasakan oleh para pelakunya, yaitu tanda yang berasal dari dalam jiwanya.
…وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِـيْ نَفْسِكَ …
“…Dosa ialah apa yang membuat bimbang (ragu/tidak tenang) di jiwamu…”
Tanda itu berupa hadirnya perasaan bimbang dan ragu di dalam hati. Ini sebagai dampak dari dosa yang sudah terlanjur dilakukan.
Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari sahabat Nawwas bin Sam’an, menyebutkan:
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانِ اْلأََنْصَارِيِّ ، قَالَ : سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِرِّ وَاْلإِثْمِ ، فَقَالَ : اَلْبِرُّ حُسْنُ الْـخُلُقِ ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِـيْ صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari an-Nawwas bin Sam’an al-Anshari, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebajikan dan dosa, maka beliau menjawab, “Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa yang membuat bimbang (ragu) hatimu dan engkau tidak suka dilihat (diketahui) oleh manusia (HR Muslim).
Hadits ini menjelaskan tentang ciri dari akibat suatu dosa. Salah satunya yaitu timbulnya perasaan bimbang dan ragu di dalam hati.
Tapi pembahasan ini tidak bersifat umum, melainkan hanya bercerita teruntuk pemilik hati yang bersih saja. Karena baginya akan sangat mudah mendeteksi akibat buruk dari suatu dosa, yaitu dengan timbulnya rasa ragu dan bimbang di hatinya.
Tentu akan berbeda jika hal itu menimpa kepada hati yang kotor dan penuh dosa. Bagi dirinya tidak ada perasaan bimbang dan ragu manakala berbuat suatu kesalahan. Karena hatinya itu sudah tertutup akibat banyaknya pelanggaran yang sudah dilakukannya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Di samping itu, hadits di atas mengisyaratkan tentang efek dosa yang akan meresap langsung ke dalam hati para pelakunya. Akibatnya timbulah perasaan berupa keraguan, bimbang, kalut, stres dan yang lainnya, sehingga hati tidak senang dengan itu semua.
Itulah salah satu contoh dari akibat dosa yang dilakukan seseorang. Hasilnya adalah timbulnya perasaan seperti demikian.
- Tidak Suka Jika Diketahui Orang
Tanda yang kedua ini, ialah tanda yang berasal dari luar jiwanya. Dengan kata lain, efek dari dosa itu bisa dirasakan melalui sikapnya terhadap orang lain.
…وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“…Dan engkau tidak suka manusia melihatnya.”
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
Dampaknya sangat jelas terlihat dari luar, yaitu dengan sikap tidak suka jika diketahui orang.
Ketidaksukaan ini, maksudnya ialah suatu perbuatan yang dilakukan dan hal itu tidak ingin diketahui orang lain, terutama oleh orang yang mempunyai keutamaan di sisi Allah Ta’ala.
Syarat alasan kenapa ia seperti itu harus berdasarkan karena agama, bukan karena sebatas adat kebiasaan.
Demikianlah tanda dari dosa bagi para pelakunya. Jika keduanya dikumpulkan pada satu tempat, maka itu adalah tingkatan paling jelas dan nyata dari tanda suatu dosa, terlebih jika terjadi kesamaran dan membutuhkan suatu penjelasan.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat
Semoga Allah senantias menjaga hati kita agar tetap bersih dan terjaga dari dosa. Aamiin. Wallahu a’lam bishawab. (A/hsn/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)