Oleh K.H. Yakhsyallah Mansur, MA (Imaamul Muslimin)
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Penjelasan Tafsir Surah At-Taghabun:
Jadi kalimat izin artinya sangat luas tetapi sudah direduksi ke dalam bahasa Indonesia sehingga arti hanya pemberian izin atau membolehkan sesorang untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang diinginkan.
Baca Juga: Ustadz Hidayaturrahman: Lima Langkah Mentadaburi Al-Qur’an Dengan Metode Tathbiqi
Padahal kalimat izin artinya sangat luas. Dalam Surah Ibrahim Ayat 1 juga menunjukan betapa luasnya arti izin, bukan sekedar membolehkan sesuatu bagi yang menginginkan sesuatu dari orang yang dimintai izin.
الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Artinya; Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Qs: Ibrahim:1)
Kalau kita memahaminya apa yang dimaksudkan izin Allah oleh Mufasir seperti sering disebut ayat dan surah demi surah, dengan atau kasih sayang. Jadi Allah menurunkan Quran untuk mengeluarkan manusia dari berbagai macam kesesatan kepada cahaya itu karena Allah sayang kepada manusia.
Baca Juga: Islam Memuliakan Kaum Perempuan, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Lebih jauh Ibnu Katsir menjelaskan, karena Allah ingin memberikan petunjuk kepada mereka ini, kalau kita lihat dari sudut bahasa Indonesia namun kalau dari sudut bahasa Arab kita bisa memahami karena memang pemahamannya lebih dekat.
Kalimat izin Allah dalam istilah semacam hubungan dengan telinga, izin Allah artinya dengan sepengetahuan Allah.
Ada lagi dari segi kejiwaan tentang kalimat izin, kalau orang mengizinkan dengan maksud baik, dari kalimat ini saja kita dapat merasakan ketika Allah memberikan musibah kepada seorang maka maskud Allah.
Menurut Ibnu Katsir, Allah memberitahukan dengan apa yang telah dia beritahukan pada Surah
Baca Juga: Ketika Umat Islam Diberi Anugerah Kekuasaan Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Al-Hadid Ayat 22; Apa saja yang menimpah di bumi ini, dan juga apa saja yang menimpah pada dirimu keculi sudah ditentukan dalam kitab sebelum ditetapkannya semua itu bagi Allah mudah.
Dan seperti itu juga Allah berfirman di Surah At Taghabun Bi amrillah artinya perintah Allah atau ketentuan Allah yang sudah ditetapkan oleh Allah semua yang kita alami. Allah berfirman dalam perkataan Ibnu Abbas, adalah dengan perintah Allah dan ketentuan Allah
Barangsiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memberikan petunjuk hatinya dan, apa maksudnya? Barangsiapa yang menerima musibah, dan dia mengetahui yakin bahwasa ini adalah ketentuan atau merupakan kepastian Allah.
Pertama, dia Mualimah bahwasa ini adalah ketentuan, dan kepastian Allah. Kemudian sabar, dan Ikhlas menerima ketentuan Allah. Allah akan memberikan petunjuk hatinya.
Baca Juga: Shalat Tahajud Penyebab Kemenangan dalam Jihad Melawan Musuh
Jika kita mendapatkan musibah kemudian kita beryakinan kalau ini adalah ketentuan Allah. kemudian kita sabar, ikhlas dan pasrah dengan ketentuan Allah. Allah akan memberikan petunjuk hatinya.
Memberikan petunjuk hatinya, bagaimana? Perlu dari Ibnu Abbas mengatakan di samping Allah akan memberikan petunjuk hatinya Allah akan menggantinya dengan apa yang hilang dari dunia artinya musibah (kehilangan sesuatu). Kemudian Allah memberikan petunjuk hatinya.
Jadi petunjuk Allah artinya orang dapat menerima musibah itu dengan hati yang lapang. Itulah yang dimaksud dengan petunjuk Allah. Dan Allah kadang akan mengganti yang hilang bahkan akan mengganti dengan yang lebih baik.
Yahdi Qolba yaitu memberikan petunjuk kepada hatinya dengan tumbuhnya keyakinan bahwasanya memang musibah itu datang dari Allah. Akhirnya ia mengetahui bahwasa ia terima itu tidak untuk menyengsarakan dia, dan apa kesalahan dia kadang-kadang tidak menyebabkan musibah.
Baca Juga: Urgensi Tulisan, Alat Tulis dan Penulis dalam Peradaban, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Jadi musibah itu terjadi tidak semata-mata kesalahan. Musibah itu tidak selalu terjadi karena kesalahan seorang. (A/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Meneladani Kepribadian Rasulullah dengan Mengikuti Sunnahnya, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur