Oleh: Imaamul Muslimin KH. Yakhsyallah Mansur
Kata fawatih adalah jamak dari “fatiha” yang berarti pembuka. Sedangkan “suwar” adalah jamak dari kata “surah” sebagai sebutan dari sekumpulan ayat-ayat Al-Quran. Fawatih as-Suwar secara bahasa berarti pembukaan-pembukaan yang berada di awal-awal surah Al-Quran karena posisinya berada di permulaan surah.
Nama lain dari Fawatih as-Suwar juga disebut dengan Awail as-Suwar (permulaan-permulaan surat) dan Al-Huruful Muqatha’ah (penggalan huruf-huruf).
Dalam membaca Al-Quran, khususnya ayat-ayat fawatihus Suwar, haruslah dengan metode Sima’i (mendengar langsung dan berhadapan dengan Sang Guru). Tidak boleh direka-reka sendiri atau dengan mendengarkan melalui perekam suara.
Di beberapa universitas di Timur Tengah, juga diterapkan di Indonesia, kita mengenal ada metode Talaqy, yaitu membaca (melafadzkan huruf-huruf dalam Al-Quran langsung di hadapan dan disimak oleh Sang Guru yang memiliki sanad (sambungan ilmu) hingga kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam.
Baca Juga: Ustadz Hidayaturrahman: Lima Langkah Mentadaburi Al-Qur’an Dengan Metode Tathbiqi
Ibnu Abi al-Asba’ menerangkan beberapa kategori dari pembukaan pembukaan surah yang ada dalam Al-qur’an. Pertama, pujian terhadap Allah yang dinisbatkan pada sifat-sifat kesempurnaan tuhan. Kedua, penggunaan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat di 29 surah. Ketiga, penggunaan kata seru atau sapaan (al-hurufun nida’) yang terdapat di 10 surah dengan rincian : 5 seruan ditujukan kepada Rosul secara khusus, dan 5 seruan lainnya ditujukan kepada umat. Keempat, berbentuk sumpah (al-aqsam) yang terdapar di 15 surah.
Fawatihus Suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah Al-Qur’an atau beberapa macam awalan dari surah-surah Al-qur’an. Sebab, seluruh surah Al-Qur’an yang berjumlah 114 buah surah itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan, tidak ada satu surahpun yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap macam pembukaan itu mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri, hingga perlu sekali untuk dipelajari.
Kedudukan Pembuka Surat Al-Quran
Menurut As-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail Al-suwar) atau huruf-huruf potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Sebagai ayat-ayat mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan menafsirkannya.
Dalam hal ini pendapat para ulama pada pokoknya terbagi dua. Pertama, ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. As-Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih). Ibnu Al-Munzir meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan surat ini ;
Kedua, pendapat yang memandang huruf-huruf di awal surat-surat ini sebagai huruf-huruf yang mengandung pengertian yang dapat dipahami oleh manusia. Karena itu penganut pendapat ini memberikan pengertian dan penafsiran kepada huruf-huruf tersebut.
Dengan keterangan di atas, jelas bahwa pembukaan-pembukaan surat ada 29 macam yang terdiri dari tiga belas bentuk. Huruf yang paling banyak terdapat dalam pembukaan-pembukaan ini adalah huruf Alif (ا) dan lam (ل), kemudian Mim (م), dan seterusnya secara berurutan huruf Ha (ح), Ra (ر), Sin (س) Ta (ط), Sad (ص), Ha (ه), dan Ya’ (ي), ‘Ain (ع) dan Qaf (ق), dan akhirnya Kaf (ك), dan Nun (ن).[5]
Seluruh huruf yang terdapat dalam pembukaan-pembukaan surat ini dengan tanpa berulang berjumlah 14 huruf atau separuh dari jumlah keseluruhan huruf ejaan. Karena itu, para mufassir berkata bahwa pembukaan-pembukaan ini disebutkan untuk menunjukkan kepada bangsa Arab akan kelemahan mereka.
Meskipun Al-Quran tersusun dari huruf-huruf ejaan yang mereka kenal, sebagiannya datang dalam Al-Quran dalam bentuk satu huruf saja dan lainnya dalam bentuk yang tersusun dari beberapa huruf, namun mereka tidak mampu membuat kitab yang dapat menandinginya.
Baca Juga: Islam Memuliakan Kaum Perempuan, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Pendapat ini telah dijelaskan secara panjang lebar oleh Al-Zamakhsari (wafat 538 H) dan Al-Baidhawi (wafat 728 H). Pendapat ini dikuatkan oleh Ibn Taimiyah (wafat 728 H) dan muridnya, Al-Mizzi (wafat 742 H). Mereka menguraikan tantangan Al-Quran diturunkan dalam bahasa mereka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu membuat kitab yang menyerupainya. Hal ini menunjukkan kelemahan mereka di hadapan Al-Quran dan membuat mereka tertarik untuk mempelajarinya.
Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-muqatha’ah).
Pembukan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 huruf tanpa diulang, yakni (ا\ي\هـ\ن\م\ل\ك\ق\ع\ك\ص\س\ر\ح)
Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
1) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (ص) (QS. Shad); (ق) (QS. Qaf); dan (ن) (QS. Nun).
2) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (حم) (QS. Al-Mu’min; QS. Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan QS.Al-Ahkaf; (طه) (QS. Thaha); (طس) (QS. Al-Naml); dan (يس) (QS. Yasin).
3) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni (الم) QS. Al-Baqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah); (الر) (QS. Yunus, QS. Hud, QS. Ibrahim, QS. Yusuf, dan QS. Al-Hijr, dan (طسم) (QS. Al-Qashash dan QS. Al-Syu’ara).
4) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni ( المر ) (QS. Al-Ra’ad) dan (المص) (QS. Al-A’raf).
5) Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian (كهيعص) (QS. Maryam) dan (حم عسق) (QS. Asy-Syura).
Macam-macam Fawatih as-Suwar
Dalam pembukaan surat (Fawatih as-Suwar), macam-macamnya dibagi berdasarkan isi kandungan dari ayat pertamanya. Menurut Imam Al Qasthlani dalam kitab Latha’if Al Isyarah membagi ke dalam beberapa kelompok:
Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bi al-tsana. Menetapkan sifat-sifat terpuji dengan menggunakan (a) hamdalah, yakni dibuka dengan (الحمد لله )yang terdapat pada 5 surah, yaitu Al-Fatihah, Al-An’am, Al-Kahfi, Saba, dan Fathir; (b) menggunakan lafal (تبارك) yang terdapat dalam 2 surah, yaitu Al-Furqon dan Al-Mulk.
Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif dengan menggunakan lafal tasbih yang terdapat pada 7 surah, yaitu al-isra’ , Al-A’la, Al-Hadid, Al-Hasyr, Al-Shaff, Al-Jum’ah, dan Al-Taghabun.
Menggunakan lafadz Tabaraka yang terdapat dalam 2 surah yaitu Al-Furqan dan Al-Mulk.
Baca Juga: Ketika Umat Islam Diberi Anugerah Kekuasaan Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatha’ah), pembukaan dengan huruf ini terdapat pada 29 surah dengan memakai 14 huruf tanpa diulang yakni; Alif, ha’, siin, shad, tha’,’ain, qaf, kaf, lam, mim, nun, ha,dan ya’, pembuka surat yang diawali dengan huruf hijaiyah,
Fawatih al-Suwar yang terdiri dari satu huruf. Untuk jenis pertama ini dapat dijumpai di tiga tempat, yaitu QS. Shad/38:1 yang diawali dengan huruf Shad(ص ); QS.Qaf/50:1 yang diawali dengan huruf Qaf(ق) dan Al-Qalam/68:1 yang diawali dengan Nun( ن).
Fawatih al-Suwar yang terdiri dari dua huruf. Jenis yang kedua ini dapat dijumpai pada sepuluh tempat. Tujuh diantaranya dinamai hawaamim diawali dengan dua huruf haa mim(حم), sehingga ketujuh surat itu biasa disebut juga dengan nama hawamim, yang merupakan bentuk jamak dari ha mim. Ketujuh surat dimaksud adalah QS. Al-Mukmin/40: 1: QS. Fushilat/41: 1; QS. Al-Syura/42: 1; QS. Al-Zukhruf/43: 1; QS. AlDukhan/44: 1; QS Al-Jasiyah/45: 1; dan QS. Al-Ahqaf/46:1. Sementara itu, tiga surat lainnya adalah QS. Thaha/20: 1 yang diawali dengan huruf Tha ha(طه); QS. Al-Naml/27: 1 yang diawali dengan Tha sin(طس); dan QS. Yasin/ 38: 1 yang diawali dengan Ya Sin.
Fawatih al-Suwar yang terdiri dari tiga huruf, hal ini dapat ditemukan pada 13 tempat, enam diantaranya diawali dengan huruf alif lam min(الم), yaitu pada QS. Al-Baqarah/2; QS. Ali Imran/3; QS. Al-Ankabut/29; QS. Al-Rum/30; QS. Luqman/31; dan QS. Al-Sajdah/32. Lima surat lainnya diawali dengan huruf-huruf alif lam ra(الر) yaitu terdapat pada QS. Yunus/10; QS. Hud/11; QS. Yusuf/12; QS.Ibrahim/14; QS. Al-Hijr/15. Sedangkan dua surat lainnya lagi diawali dengan huruf-huruf tha sin Mim(طسم), seperti yang terdapat pada QS. Al-Syu’ara/26; dan QS. AlQashash/28.
Baca Juga: Shalat Tahajud Penyebab Kemenangan dalam Jihad Melawan Musuh
Fawatih al-Suwar yang terdiri dari empat huruf, diantaranya terdapat
pada dua tempat, yaitu QS. Al-A’raf/7: 1 yang diawali dengan alif lam
mim Ra(المر); dan QS. Al-Rad/13: 1 yang diawali dengan alif lam mim Shad’(المص).
Fawatih al-Suwar yang terdiri dari lima huruf. Untuk jenis yang terakhir ini dapat ditemui pada dua tempat, yaitu pada QS. Maryam/19: 1 yang diawali dengan kaf ha’ ya ain shad(كهيعص) dan حم عسص(surah Al-Syura)
Pembukaan dengan panggilan ( al- istiftah bi al-nida).Nida ini ada 3 macam, terdapat pada 9 surah, yakni sebagai berikut.
Nida untuk nabi dengan term يا ايها النبي (Ya ayyuha al-Muzammil) pada surah al-ahzab, al-tahrim dan al-thalaq.
Baca Juga: Urgensi Tulisan, Alat Tulis dan Penulis dalam Peradaban, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Nida untuk nabi dengan term يا ايها المزمل (Ya ayyuha al-Muzammil) pada Surah Al-Muzamil dan يا ايها المدثر (ya ayyuha al-Mudatstsir ) pada surah Al-Mudatsir.
Nida untuk orang-orang beriman dengan term يا ايها الذين امنوا(ya ayyuha alladiina amanuu) pada surah Al-Mai’dah, Al-Hujurat, dan Al-Mumtahanah.
Nida untuk orang-orang secara umum dengan term يا ايها الناس (ya ayyuha annaasu) pada Surah An-Nisa dan Al-Hajj. (A/R8/P1)
Di tulis: 8 Syawal 1441 H, Ahad 31 Mei 2020 di Masjid At-Takwa, Pondok Pesantren Al-Fatah Syufah Hizbullah, Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Baca Juga: Meneladani Kepribadian Rasulullah dengan Mengikuti Sunnahnya, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Mi’raj News Agency (MINA)