Jakarta, MINA – Sebagai bagian dari rangkaian peringatan hari pahlawan tahun 2018, Presiden RI Joko Widodo menganugerahi gelar pahlawan kepada 6 tokoh nasional di Istana Negara. Salah satu tokoh yang menerima gelar tersebut adalah Abudrrahman Baswedan atau lebih dikenal dengan nama A.R Baswedan.
A.R Baswedan yang merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan ini lahir di Surabaya 9 September 1908 dan besar di Yogyakarta. Ia adalah tokoh yang memperjuangkan keturunan Arab menjadi bangsa Indonesia.
Dalam tulisannya yang dimuat di harian Matahari Surabaya tahun 1934, ia menyerukan kepada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia. A.R. Baswedan berperan penting dalam menyiapkan gerakan pemuda peranakan Arab untuk berperang melawan Belanda.
Terinspirasi dari Mohamad Yamin dengan sumpah pemudanya pada tahun 1928, A.R Baswedan mencetuskan Sumpah Pemuda Keturunan Arab di Semarang pada tanggal 4 Oktober 1934. Ia berkeinginan mengajak serta menyadarkan keturunan Arab, seperti dirinya yang menganut asas kewarganegaraan ius soli bahwa tanah air adalah tempat mereka lahir. Tanah air mereka adalah Indonesia dan tak lagi berorientasi pada negara-negara Arab seperti Yaman dan Hadramaut.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Semasa hidupnya, A.R Baswedan dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, sastrawan dan juga mubaligh.
Menjelang masa kemerdekaan, A.R. Baswedan menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia juga menjabat Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir. Dia bersama para tokoh nasional lain berkontribusi dalam menyusun Undang-undang Dasar 1945, turut menjadi Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.
Ia juga tercatat sebagai salah satu diplomat Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
Gelar pahlawan sendiri bukan penghargaan pertama yang diterima A.R Baswedan. Dia pernah dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana pada tahun 2013 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penganugerahan bintang itu sebagai tanda kehormatan atas jasa A.R. Baswedan terhadap bangsa dan negara.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Di tahun 1955, Aljazair juga memberikan medali kepada A.R Baswedan atas pertemanannya dengan para tokoh negara itu dan memberikan bantuan moril atas peristiwa Revolusi Aljazair 1 November 1954, serta beberapa penghargaan kenegaraan lainya.
Setelah menyelesaikan naskah autobiografinya pada akhir Februari 1986 di Jakarta, kesehatannya terus menurun. A.R Baswedan wafat pada 16 Maret 1986 dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir. (L/Ast/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas