Washington, MINA – Amerika Serikat menyebut akan adanya konsekuensi jika Israel mengabaikan “garis merah” pemerintahan Joe Biden dan tetap menyerbu kota Rafah di Gaza selatan, demikian Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, NY Post melaporkan.
“Kami sudah jelas dalam berbagai pembicaraan, segala hal operasi militer besar apa pun di Rafah akan menjadi kesalahan besar,” tegas Harris dalam sebuah wawancara di acara “This Week” di ABC, Ahad (24/3).
“Saya telah mempelajari petanya. Tidak ada tempat bagi orang-orang itu untuk pergi,” ujar Harris, mengacu pada warga sipil Palestina yang mengungsi di Rafah.
Diperkirakan 1,4 juta warga Palestina berbondong-bondong ke Rafah selama serangan Israel.
Baca Juga: Trump: Zelensky Beri Putin Alasan untuk Bom Ukraina Habis-habisan
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpendapat bahwa Rafah adalah salah satu benteng terakhir Hamas di wilayah kecil Palestina tersebut.
Netanyahu telah mengisyaratkan tekad untuk melakukan serangan ke Rafah sendirian tanpa izin dari pemerintahan Amerika.
Pejabat tinggi pemerintahan AS seperti Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, telah berulang kali menekankan tuntutan mereka agar Israel terlebih dahulu memiliki rencana yang kuat untuk warga sipil selama operasi semacam itu.
Ketika Harris ditanya apakah Amerika akan mempertimbangkan “konsekuensi” jika Netanyahu tetap melakukan hal tersebut, ia menjawab:
Baca Juga: Prancis Selidiki Warganya terkait Dugaan Terlibat dalam Genosida Gaza
“Yah, kami akan mengambil langkah demi langkah, tapi kami sudah sangat jelas dalam hal perspektif kami mengenai apakah hal itu harus terjadi atau tidak,” jawab Harris, dikutip dari ABC News.
Pewawancara menambahkan, “Apakah Anda mengesampingkan bahwa akan ada konsekuensi dari Amerika Serikat?”
“Saya tidak mengesampingkan apa pun,” jawab Harris. Awal bulan ini, Biden mengatakan dia menentang pertempuran lebih lanjut di Rafah.
Biden menyebut invasi besar-besaran oleh Israel di wilayah tersebut adalah “garis merah” bagi pemerintahannya. (T/R4/RS2)
Baca Juga: WFP: Satu dari Lima Warga Afghanistan Bergantung pada Bantuan Kemanusiaan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Internet Korea Utara Lumpuh Total, Diduga Gangguan Internal