Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamaruddin: Guru Madrasah Harus Jadi Rujukan

Risma Tri Utami - Senin, 9 Oktober 2017 - 15:29 WIB

Senin, 9 Oktober 2017 - 15:29 WIB

528 Views ㅤ

Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. (Foto dok. kemenag.go.id)

Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. (Foto: Kemenag)

Jakarta, MINA – Dirjen Pendidikan Islam  Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, guru madrasah harus menjadi rujukan masyarakat dalam kehidupan beragama, menjadi teladan dalam perilaku, referensi, dan tempat bertanya bagi masyarakat.

“Untuk itu guru tidak boleh berhenti belajar. Ilmunya harus didialogkan dengan realitas yang ada di masyarakat. Guru harus beraktualisasi dan berinteraksi dengan realitas yang berkembang di masyarakat,” kata Kamaruddin dalam laman Kemenag yang dikutip MINA, Senin (9/10).

Dikatakan Dirjen, kualitas madrasah akan meningkat melalui setidaknya dua hal, yaitu Kemampuan madrasah memproduksi lulusan yang cerdas dan berakhlak mulia. Lalu, Guru yang mampu berinteraksi dengan perkembangan masyarakat.

“Untuk itulah guru harus serius dan sungguh-sungguh mendidik siswanya secara profesional. Guru harus senantiasa mengembangkan kapasitas diri. Guru akan selalu dikenal dan diingat karena karyanya, yaitu karya menyiapkan peserta didik yang cerdas dan berakhlak serta karya tulisan yang berbasis pengalaman sebagai refleksi,” ucapnya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Menurutnya, sejauh ini guru kurang mengaktualisasikan dirinya dengan menulis dari apa yang dialami, dilakukan dan diajarkan. Guru-guru kita masih belum percaya diri untuk menulis.

“Ke depan, guru harus mampu merefleksikan pengalaman otentiknya dengan menulis, supaya dirujuk dan menjadi referensi dalam dunia  pendidikan,” ujarnya.

Dirjen memberikan ilustrasi, mengapa kita dapat belajar dari apa yang terjadi di Finlandia. Mengapa guru-guru di sana terhormat, guru-guru di Finlandia mengaktualisasikan diri dengan menulis dan berinteraksi dengan masyarakat.

“Padahal aktualisasi diri guru-guru madrasah di Indonesia lebih luas dan lebih mudah. Karena dalam persepsi masyarakat, guru madrasah berkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan beragama di masyarakatnya. Inilah tantanga guru kita,” tutupnya. (R/R09/RS2)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK