Kantor KBRI di Khartoum Sementara Pindah ke Port Sudan

Jakarta, MINA – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, Sudan saat ini dialihkan ke Port Sudan menyusul situasi yang tidak kondusif di Sudan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, menyampaikan hal itu kepada wartawan di  Jakarta, Senin (1/5).

Sejak Ramadhan lalu, terjadi konflik bersenjata antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter (RSF) yang telah menewaskan ratusan jiwa dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

“Jadi tidak tutup, KBRK tetap buka, tapi berkantor di Port Sudan karena situasi di Kota Khartoum yang belum memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan kerja-kerja kita,” kata Andy Rachmianto.

Andy mengungkapkan, bakal berkantor di Port Sudan untuk sementara waktu sampai situasi dirasa kembali kondusif. Sebab, jelas dia, berdasarkan informasi yang diterima, hingga kini konflik masih terus terjadi di Khartoum.

Dia menyebut, total ada 15 orang yang berada di KBRI Khartoum. Jumlah ini terdiri dari duta besar, diplomat, dan beberapa pegawai lokal.

“Jadi (ada) dubes dan enam diplomat dan beberapa local staff yang membantu, kira-kira jumlahnya 15 orang,” ungkap dia.

Pemerintah Indonesia dibantu TNI Angkatan Udara (AU) telah mengevakuasi 930 WNI dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi. Sebanyak 823 WNI diantaranya telah dipulangkan ke Indonesia. Dari jumlah ini, 344 WNI dievakuasi menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengirimkan 39 personel gabungan untuk membantu proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan. (R/P2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.