Kapolri: Ideologi Liberal Harus Diwaspadai

Foto: Rina/MINA

Jakarta, 11 Rajab 1438/8 April 2017 (MINA) – Jenderal mengungkapkan diakui atau tidak Indonesia sejak 1998 mengadopsi demokrasi liberal versi barat, sementara para pendiri bangsa sejak dulu melaksanakan ideologi pancasila.

“Liberalisme ini sadar tidak sadar, Indonesia semenjak tahun 1998 pelan-pelan sudah mengadopsi demokrasi liberal versi barat. Sedangkan demokrasi pancasila, ironisnya sudah mulai pelan-pelan meredup. Kita lihat banyak sekolah-sekolah yang tidak memperkenalkan konsep-konsep ini,” kata Tito dalam sebuah diskusi mengenai “” di Jakarta, Sabtu (8/4).

Menurut Tito, selain isu sektarian yang akhir-akhir ini memanas menjelang Pilkada, isu liberal juga harus menjadi perhatian bersama, karena paham ini sudah mulai masuk ke pemikiran masyakarat Indonesia dengan cepat.

“Ideologi liberal sudah masuk ke Indonesia seperti jalan tol cepat, mengalahkan ideologi Pancasila, atas nama kebebasan, demokrasi liberal malah membatasi ideologi agama lain,” tambahnya.

Pada kesempatan diskusi itu, Tito mengenang kembali perjuangan para pendiri bangsa. Menurutnya, para pahlawan sudah memahami potensi Indonesia yang heterogen oleh karenanya mereka serta merta menetapkan Bhineka Tunggal Ika.

Semangat itu, kata Tito, juga direfleksikan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Sumpah Pemuda sebagaimana diketahui menyetujui tiga hal, yakni tanah air satu, bahasa satu, dan bangsa yang satu Indonesia.

“Bangsa kita adala bangsa yang unik. Karena ratusan budaya, berbeda keturunan. Ada yang kawin campur, tapi kita menafikan semua perbedaan itu dan mendeklarasikan menjadi satu bangsa dalam Bhineka Tunggal Ika,” ujar Tito.

Sementara itu, , , yang hadir juga sebagai pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, Indonesia dengan segala kemajemukannya menjadi satu-satunya negara yang hidup dalam keberagaman sejak negara ini didirikan.

“Kita sudah mampu bertahan hidup dengan toleransi tinggi sejak negara ini ada,” katanya.

Diskusi diselenggarakan Indonesian Conference on Religious and Peace (ICRP) dengan mengundang seluruh perwakilan agama yang ada di Indonesia.(L/RE1/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.