Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolri: Ideologi Liberal Harus Diwaspadai

Rudi Hendrik - Sabtu, 8 April 2017 - 15:18 WIB

Sabtu, 8 April 2017 - 15:18 WIB

389 Views

Foto: Rina/MINA

Jakarta, 11 Rajab 1438/8 April 2017 (MINA) – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan diakui atau tidak Indonesia sejak 1998 mengadopsi demokrasi liberal versi barat, sementara para pendiri bangsa sejak dulu melaksanakan ideologi pancasila.

“Liberalisme ini sadar tidak sadar, Indonesia semenjak tahun 1998 pelan-pelan sudah mengadopsi demokrasi liberal versi barat. Sedangkan demokrasi pancasila, ironisnya sudah mulai pelan-pelan meredup. Kita lihat banyak sekolah-sekolah yang tidak memperkenalkan konsep-konsep ini,” kata Tito dalam sebuah diskusi mengenai “Indonesia di persimpangan Negara Pancasila dan Negara Agama” di Jakarta, Sabtu (8/4).

Menurut Tito, selain isu sektarian yang akhir-akhir ini memanas menjelang Pilkada, isu liberal juga harus menjadi perhatian bersama, karena paham ini sudah mulai masuk ke pemikiran masyakarat Indonesia dengan cepat.

“Ideologi liberal sudah masuk ke Indonesia seperti jalan tol cepat, mengalahkan ideologi Pancasila, atas nama kebebasan, demokrasi liberal malah membatasi ideologi agama lain,” tambahnya.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Pada kesempatan diskusi itu, Tito mengenang kembali perjuangan para pendiri bangsa. Menurutnya, para pahlawan sudah memahami potensi Indonesia yang heterogen oleh karenanya mereka serta merta menetapkan Bhineka Tunggal Ika.

Semangat itu, kata Tito, juga direfleksikan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Sumpah Pemuda sebagaimana diketahui menyetujui tiga hal, yakni tanah air satu, bahasa satu, dan bangsa yang satu Indonesia.

“Bangsa kita adala bangsa yang unik. Karena ratusan budaya, berbeda keturunan. Ada yang kawin campur, tapi kita menafikan semua perbedaan itu dan mendeklarasikan menjadi satu bangsa dalam Bhineka Tunggal Ika,” ujar Tito.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie, yang hadir juga sebagai pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, Indonesia dengan segala kemajemukannya menjadi satu-satunya negara yang hidup dalam keberagaman sejak negara ini didirikan.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

“Kita sudah mampu bertahan hidup dengan toleransi tinggi sejak negara ini ada,” katanya.

Diskusi diselenggarakan Indonesian Conference on Religious and Peace (ICRP) dengan mengundang seluruh perwakilan agama yang ada di Indonesia.(L/RE1/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia