Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KASHMIR, ANTARA EGOSENTRISME DAN POLITIK INTERNAL

Rifa Arifin - Senin, 21 September 2015 - 11:19 WIB

Senin, 21 September 2015 - 11:19 WIB

1198 Views ㅤ

Oleh: Rifa Arifin, Wartawan MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

India dan Pakistan adalah dua negara Asia Selatan yang selalu di rundung konflik laten antara keduanya. Konflik yang sampai sekarang belum menemukan titik temu itu disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Di antaranya adalah oleh faktor sejarah, anak benua India lahir dari tangan Inggris dalam satu kesatuan pada tahun 1947.

Sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, India dan Pakistan telah 4 kali berperang. Tahun 1949 terjadi perang terbuka karena Konflik Kashmir, dan perang lainnya terjadi sebagai akibat India yang membantu Pakistan Timur (kini bernama Bangladesh) untuk melepaskan diri dari Islamabad. Kashmir sendiri wilayahnya tidak hanya dijadikan rebutan antara India dan Pakistan, tapi juga Cina.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Penyebab awal konflik itu karena India mengklaim seluruh wilayah Kashmir masuk dalam kawasannya, tapi Pakistan menolak pengakuan India tersebut. Kashmir sendiri merupakan simbol bagi identitas nasional India sekaligus Pakistan. Namun juga menjadi kendala urusan politik dalam negeri, serta kompromi bagi kedua negara sulit terwujud.

Penyebab Kashmir Jadi Rebutan 

Pertama, Faktor AgamaKashmir menginginkan bergabung dengan Pakistan jika kembali merujuk kepada prinsip partition yang  menyatakan bahwa wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu akan bergabung dengan India. Sedangkan wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam akan bergabung dengan Pakistan. Selain itu, masalah Kashmir yang berlarut-larut hingga kini, awalnya bersumber dari perlakuan tidak adil atas masyarakatnya dan penindasan yang dilakukan pemerintahan Hindu Dogra di Kashmir.

Perlakuan India terhadap kaum Muslim Kashmir, tak ubahnya seperti perlakukan Israel terhadap kaum Muslim di Palestina, yakni represif total. Kampanye anti kelompok Islam semakin meningkat di seluruh India. “Usir, Bakar dan Bunuh” dan “India orang Hindu” adalah semboyan setiap orang Hindu di India yang ditujukan kepada golongan Muslim minoritas itu.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Target mereka adalah ingin memusnahkan kelompok-kelompok Muslim dari wilayah itu. Kashmir, memang telah lama menjadi kantung dendam dan kebencian berakar. India semakin bersikukuh untuk mencengkeramkan kuku penjajahannya di Kashmir. Sementara Mujahidin Kashmir tampaknya tak akan surut melakukan perlawanan.

Permusuhan antara India dan Kashmir ini telah melahirkan banyak korban. Pemerintah India yang mayoritas Hindu melakukan pemusnahan terhadap bangsa Kashmir secara sistematis melalui penculikan, penahanan, penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran dan pengrusakan.

Berdasarkan sumber terpercaya, antara Januari 1990 sampai Desember 1992, sekitar 26.000 Muslim Kashmir dibunuh tentara India, 60.000 Muslim luka ringan dan berat. Selain itu, sekitar 4000 lebih muslimah diperkosa, 200 lainnya meinggal, 1700 lainnya dibakar hidup-hidup, 9000 rumah dibakar dan dihancurkan, serta 40.000 orang dipenjarakan di kamp-kamp  yang didirikan di berbagai tempat di Kashmir. Melihat situasi mengenaskan seperti di atas, akhirnya Pakistan ingin menjadi The Mother Land bagi kaum Muslimin Kashmir.

Faktor geopolitik :

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

Bagi India dengan menguasai Kashmir akan mempermudah India memiliki akses terhadap wilayah strategis di bagian barat daya, di samping Kashmir menyediakan suatu rangkaian hubungan tradisional antara Asia Tengah dan Subkontinen. Hubungan India dan ketiga Negara tetangganya yang terpenting – Rusia, China, Afghanistan sangat tergantung pada luasnya wilayah Kashmir yang dapat dikuasai.

Kedua, Faktor Politik. Setelah Pakistan memisahkan diri dari India dan menjadi Pakistan Timur dan Barat, pada perjalanan sejarahnya Pakistan Timur tidak tertampung aspirasi politiknya. Dengan dukungan India, Pakistan Timur berpisah dari Pakistan Barat yang kemudian melahirkan negara baru, Bangladesh. Kepentingan Pakistan Timur akan penampungan aspirasi politiknya menjadi salah satu faktor penyebab lahirnya Bangladesh, meskipun tidak ada lagi persoalan agama karena keduanya mayoritas berpenduduk Muslim.

Ketiga, Faktor Keamanan. Karena merasa adanya ancaman terutama dari negara besar seperti India di Asia Selatan, Pakistan ataupun Sri Lanka merasakan betapa perlunya mempersenjatai diri. Pakistan, terutama sering merasa ancaman ideologi yang dilatarbelakangi agama Hindu terus membayang-bayanginya. Oleh karena itu, interaksi yang terjadi di kawasan pun lebih dilandasi oleh kecurigaan dan kehati-hatian terutama melihat tindak-tanduk India yang tak bisa dipercaya begitu saja.

Pacuan senjata di Asia Selatan dipicu oleh kecurigaan dari Pakistan ke India dan sebaliknya. Tidak heran bila Pakistan berusaha mencari senjata pamungkas seperti nuklir sebagai kekuatan penggetar yang dikemudian hari justeru mempercepat kelahiran program senjata nuklir India. Meskipun kedua negara belum secara terus terang menggelar senjata nuklirnya, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa baik Pakistan maupun India memiliki kemampuan membuat bom atom.

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Empat Perang Besar IndiaPakistan

Pertama, Tahun 1947. Perang India-Pakistan 1947, juga disebut sebagai Perang Kashmir Pertama. Itulah perang yang terjadi antara India dan Pakistan terhadap wilayah Kashmir dari tahun 1947 sampai 1948. Perang ini merupakan perang pertama dari empat perang yang terjadi antara India dan Pakistan. Akibat perang itu, geopolitik kedua negara itu terpengaruh.

Kedua, Tahun 1965. Perang India-Pakistan 1965 disebut juga sebagai Perang Kashmir Kedua. Ini adalah perang yang terjadi antara India dan Pakistan pada Agustus 1965 sampai September 1965. Perang ini adalah pertempuran kedua antara India dan Pakistan terhadap wilayah Kashmir.

Perang ini terjadi selama lima minggu, yang berakhir dengan ribuah korban jiwa pada dua belah pihak dan gencatan senjata oleh PBB. Perang ini dimulai dengan kegagalan Pakistan dalam operasi Gibraltar untuk menyusupi dan menyerang Jammu dan Kashmir.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

Ketiga, Tahun 1971. Perang ini berhubungan dengan Perang Kemerdekaan Bangladesh (kadang-kadang disebut Perang Saudara Pakistan). Terdapat perbedaan alasan tentang tanggal perang itu. Namun, serangan yang dilancarkan antara India dan Pakistan pada sore tanggal 3 Desember 1971. Konflik bersenjata front barat India selama periode 3 Desember 1971 dan 16 Desember 1971 disebut Perang India-Pakistan oleh Bangladesh dan India. Perang ini berakhir dengan kekalahan Pakistan.

Keempat, Tahun 1999 (perang kargil). Perang Kargil, juga disebut Konflik Kargil, adalah konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang terjadi antara Mei dan Juli 1999 di distrik Kargil, Kashmir. Penyebab perang ini adalah masuknya pasukan Pakistan dan militan Kashmir ke wilayah India pada Line of Control, yang merupakan perbatasan de facto antara kedua negara.

Keinginan Pakistan untuk mengambil alih Kashmir dari India tidak pernah lenyap. Bagi Pakistan, dengan berpegang pada Two-Nation theory (Teori Dua Bangsa) yakni satu Muslim dan satu Hindu, masuknya Kashmir kedalam wilayahnya adalah merupakan keharusan karena mayoritas penduduk Kashmir adalah beragama Islam. Teori Dua Bangsa adalah merupakan suatu reaksi negative terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang membentuk nasib Asia Selatan dalam pertengahan abad ke-20.

Kesimpulan Tragedi

Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, IndiaPakistan telah 4 kali berperang. tahun 1949 terjadi perang terbuka dikarenakan Konflik Kashmir, dan perang lainnya karena India membantu Pakistan Timur (kini bernama Bangladesh) melepaskan diri dari Islamabad

India mengklaim seluruh Kashmir adalah teritorinya dan Pakistan menolak karena mayoritas penduduk Kashmir adalah muslim yang bertempat di teritori yang dikuasai India. Konflikpun menjadi lebih kompleks yang semula hanya persoalan wilayah berkembang menjadi konflik antar agama dan konflik aliran. Konflik terjadi karena kepentingan politik kedua negara dan kekuasaan klaim secara sepihak dari India maupun Pakistan.

Penyelesaian masalah Kashmir menemui jalan buntu setelah berakhirnya perang India-Pakistan tahun 1947-1948. Sementara itu, setelah mengalami perang perbatasan dengan Cina pada tahun 1962, India meningkatkan kemampuan militernya. Gejala-gejala yang tidak menguntungkan bagi Pakistan ini mendorong Pakistan untuk segera menyelesaikan masalah Kashmir sebelum kehilangan kesempatan untuk melakukannya. Akibat pemikiran ini pecahlah perang antara India dan Pakistan yang berlangsung selama 22 hari. Dalam perang inipun ternyata tidak berhasil merampas Kashmir dari India.

Keinginan Pakistan untuk mengambil alih Kashmir dari India tidak pernah lenyap.Pakistan berpegang pada Two-Nation theory (Teori Dua Bangsa) yakni satu Muslim dan satu Hindu, masuknya Kashmir kedalam wilayahnya merupakan keharusan karena mayoritas penduduk Kashmir beragama Islam.

Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global

Perang signifikan Kashmir bukan hanya pada masalah keamanan nasional semata, melainkan lebih dari itu, karena bagi India Kashmir mempunyai makna untuk mempertahankan kesatuan nasional, eksistensi paham sekularisme, warisan sejarah budaya di masa lalu, dan dominasi India di Asia Selatan. (P013/P07/R02)

(Sumber : Mashad, Dhurorudin.2004. Kashmir: Derita yang Tak Kunjung Usai. Jakarta:Khalifa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_India-Pakistan_1947)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia