Jakarta, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Tim 13 yang terdiri dari 13 tokoh HAM nasional akan berupaya menargetkan amnesti bagi kelompok bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah, yang mau menyerahkan diri, dalam rangka penyelesaian konflik berkepanjangan di sana.
Tokoh HAM Nasional Prof. M. Busyro Muqoddas mengungkapkan Selasa, bahwa sekarang sisa pengikut Santoso yang masih bertahan di dalam hutan di gunung tinggal 16 orang. Santoso sendiri sudah tertembak mati oleh aparat beberapa waktu yang lalu.
“Amnesti adalah target ideal. Jika tidak berhasil, harus ada jaminan keamanan,” kata Busyro yang sebelumnya pergi ke Poso untuk mempelajari konflik yang sudah berlangsung 18 tahun lamanya. Busyro adalah juga salah seorang Ketua PP Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua KPK.
Dari hasil investigasi langsung di wilayah Poso, Busyro menjelaskan bahwa tidak ada riwayat yang ditemukan tentang keterkaitan kelompok Santoso dengan kelompok Islamic State (ISIS) atau Afghanistan. Kelompok Santoso terlahir dari konflik Poso di masa lalu.
Baca Juga: RISKA Ajak Sisterfillah Semangat Hadapi Ujian Hidup
“Perlu ada kesepakatan dan tim yang ke sana bertujuan mengajak pengikut Santoso,” kata tokoh yang pernah menerima penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) itu.
Menurutnya, pengampunan yang menjadi target Tim 13 bukan hanya sekedar anggota Santoso dijanjikan tidak akan disiksa, tapi juga selesai kasusnya.
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Siane Indriyani mengungkapkan bahwa kasus terorisme, tapi lebih kepada balas dendam yang berakar dari konflik Poso belasan tahun yang lalu. (L/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Wacanakan Dewan Pertahanan Nasional