Tsimane, Bolivia, 19 Jumadil Akhir 1438/ 18 Maret 2017 (MINA) – Sebuah penelitian yang diungkap lancet/article/PIIS0140-6736(17)30752-3/fulltext?elsca1=tlpr">Lancet baru-baru ini menemukan bahwa warga Tsimane di pedalaman Bolivia memiliki jantung tersehat di dunia.
Alasan itu dikemukakan setelah para peneliti melihat orang Tsimane rata-rata tidak memiliki penyumbatan arteri di jantung mereka, bahkan para kaum tuanya.
“Ini sangat menakjubkan, melihat pola makan radikal dan cara hidup mereka,” lapor para peneliti, merujuk gaya hidup mereka yang primitif.
Ada sekitar 16 ribu orang Tsimane yang makan dari berburu, menangkap ikan, dan beternak di Sungai Maniqui, bagian hutan hujan Amazon, dataran rendah Bolivia.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Cara hidup mereka yang masih primitif membuat para peneliti dan dokter harus berjuang estra untuk sampai ke lokasi mereka.
Untuk konsumsi harian, orang Tsimane menanam padi, jagung, ubi jalar, dan pisang. Sebanyak 72% kalori mereka didapatkan dari karbohidrat. Mereka juga berburu ikan piranha dan lele untuk dikonsumsi. Selain itu, babi hutan, tapir, dan kapibara juga menjadi bagian kecil dari konsumsi mereka.
Di samping makanan, kaum Tsimane adalah kaum penjelajah, karena setiap hari para pria dari kaum ini melakukan setidaknya 17.000 langkah dan para wanitanya 16.000 langkah. Bahkan, di usia lebih dari 60, mereka setidaknya masih bisa melakukan lebih dari 15.000 langkah tiap hari.
“Mereka mencapai dosis yang luar biasa dari latihan fisik ini,” kata Dr Gregory Thomas, salah satu peneliti yang juga datang dari pusat medis Long Beach Memorial di California sebagaimana dikutip BBC.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Dia mengatakan, mengkonsumsi karbohidrat seperti yang dilakukan Tsimane membuktikan bahwa laporan yang menyebut karbohidrat tidak sehat adalah tidak benar.
Metode
Para peneliti memindai setidaknya 705 orang Tsimane melalui CT Scan untuk mencari kalsium arteri koroner (CAC), tanda pembuluh darah tersumbat dan risiko serangan jantung.
Pada usia 45, hampir tidak ada warga Tsimane yang memiliki CAC di arteri mereka, di bandingkan 25% warga Amerika di usia yang sama memilikinya.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Pada saat mereka mencapai usia 75, dua-pertiga dari warga itu tidak memiliki CAC dibandingkan dengan 80 % warga Amerika memiliki tanda CAC pada usia serupa.
“Ini jauh lebih rendah daripada populasi manapun di dunia ini, meskipun perempuan Jepang mendekati angka ini, tapi tetap saja masih jauh,” ungkap Michael Gurven, seorang profesor antropologi di Universitas California, Santa Barbara.
Meskipun secara umum ini kabar bagus, namun mereka juga tidak bisa lepas dari penyakit cacingan sebagai resiko dari gaya hidup di pedalaman.(T/RE1/R01)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)