Yangon, 20 Sya’ban 1438/17 Mei 2017 (MINA) – Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI di Yangon, Yasfitha Febriany Murthias, menyatakan, proyek pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar adalah satu bukti nyata usahai pemerintah dan rakyat Indonesia dalam membantu menciptakan perdamaian di Rakhine State, wilayah konflik di Myanmar.
Sebuah proyek pembangunan Rumah Sakit mulai dijalankan oleh lembaga bantuan medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Palang Merah Indonesia (PMI) di Desa Muaung Bwe, Kota Mrauk.U, Rakhine State, sebuah daerah yang rawan konflik antara umat Islam dan Buddha.
“Kami berharap, melalui pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State ini, akan turut mendorong terbentuknya pembangunan yang inklusif, di mana semua anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama, tidak terjadi diskriminasi,” ujar Yasfitha Febriany Murthias, Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI Yangon kepada MINA melalui aplikasi WhatsApp, Rabu (17/5).
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Menurut wanita yang akrab disapa Ita ini, pemerintah Myamar melalui Kementerian Kesehatan dan Olahraga serta pemerintah Rakhine State, mengharapkan agar proyek pembangunan Rumah Sakit ini dapat segera dikerjakan.
“Mengingat fasilitas kesehatan yang ada saat ini, dianggap sudah kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitar lokasi, baik dari komunitas Muslim maupun Buddha,” katanya.
Sebelumnya di akhir bulan lalu, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan komitmen Indonesia kepada pemimpin Myanmar Daw Aung San Suu Kyi untuk melanjutkan kerja sama jangka menengah dan panjang, salah satunya di bidang pembangunan Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan.
Hari Rabu ini, Tim Pembangunan Rumah Sakit Indonesia dari MER-C berangkat ke Rakhine State meninjau langsung lahan seluas 4.000 M2 untuk lokasi rumah sakit yang sudah disepakati dengan pemerintah Myanmar pada hari Selasa (16/5). (L/RI-1/B05)
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)