Jakarta, 18 Shafar 2016/18 November 2016 (MINA) – Kemajemukan yang dimiliki Indonesia menjadi keunikan bangsa yang perlu disikapi dengan bijak. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud jika masyarakat dapat menyikapi keberagaman dengan cerdas.
Hal ini yang melatarbelakangi penyelenggaraan Youth Summit AFS Bina Antarbudaya dengan tema “Smart Nation, Harmony in Diversity” di Universitas Trilogi, Kalibata, Jakarta, Jumat (18/11).
”Beragam peristiwa sosial yang terjadi dewasa ini mendorong masyarakat untuk merefleksikan kembali pentingnya nilai-nilai keberagaman, seperti nilai damai, toleransi, serta pemahaman antarbudaya,” kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Antarbudaya, Asmir Agoes dalam sambutannya.
Di satu sisi, peran pemuda Indonesia sebagai generasi penggerak pembangunan perlu untuk terus ditingkatkan agar mereka lebih siap menghadapi setiap tantangan yang ada di masa depan kelak. “Pemuda perlu mengambil peran sebagai penggerak dan lokomotif perubahan, termasuk dalam membangun budaya dialog antar agama,” ujarnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Ia menjelaskan, masyarakat di seluruh dunia saat ini bertransformasi menjadi masyarakat global. Semakin terintegrasinya dunia saat ini menuntut masyarakat Indonesia untuk mampu secara cepat dan tepat beradaptasi dengan beragam latar belakang budaya, dengan kata lain, memiliki kecerdasan budaya.
“Pemuda tidak lagi dilihat sebagai ‘masa depan’, namun sebagai agen perubahan masa kini yang terlibat aktif dalam pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, peningkatan mutu dan kualitas pemuda Indonesia tidak dapat ditunda lagi. Yayasan Bina Antarbudaya melalui program AFS Intercultural Programs di Indonesia berkomitmen untuk membangun pemuda Indonesia untuk mewujudkan generasi yang cerdas budaya,” urainya.
AFS Bina Antarbudaya menyelenggarakan pembelajaran antar budaya dan membantu para generasi muda untuk mengembangkan karakter, pengetahuan, keahlian, dan sikap mereka sebagai cikal bakal pemimpin masa depan yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan berbagai perubahan positif di masyarakat.
“Dalam rangka perayaan 60 tahun program pertukaran pelajar AFS di Indonesia, dan 31 tahun berdirinya Bina Antarbudaya, Youth Summit merupakan bagian dari kegiatan yang kami lakukan dengan melibatkan para alumni dan relawan. Kami berkomitmen untuk menyiapkan generasi muda yang dapat memberikan kontribusi positif bagi negeri,” tutup Nina Nasution, Direktur Eksekutif AFS Bina Antarbudaya. (L/P007/ima/P001)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)