Paris, MINA – Kecaman Arab terhadap pernyataan menghina Islam dan Muslim Presiden Prancis Emmanuel Macron berlanjut pada hari Ahad (25/10), di tengah meningkatnya seruan untuk memboikot produk Prancis.
Macron pada Rabu (21/10) menyatakan tidak akan mencegah penerbitan kartun Nabi Muhammad yang menghina dengan dalih kebebasan berekspresi, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim, Anadolu Agency melaporkan.
Di Mesir, Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmad El-Tayeb menyebut pernyataan anti-Islam sebagai “kampanye sistematis untuk menyeret Islam ke dalam pertempuran politik”.
“Kami tidak menerima melihat simbol dan situs suci kami menjadi korban tawar-menawar murah dalam pertempuran elektoral,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Di Libya, Mohammad Zayed, anggota Dewan Kepresidenan, mengutuk penghinaan Macron terhadap Islam.
“Status Nabi Muhammad tidak akan terpengaruh oleh pernyataan jahat atau gambar sepele,” katanya.
Menteri Agama Yaman Ahmad Attiya me-retweet seruan untuk memboikot produk Prancis sebagai tanggapan atas kampanye anti-Islam.
Di Yordania, kelompok Ikhwanul Muslimin menggambarkan pernyataan Macron sebagai “agresi terhadap bangsa [Islam] dan mengarah pada kebencian dan rasisme yang penuh kebencian”.
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Di Suriah utara, sejumlah warga sipil berdemonstrasi sebagai protes atas pernyataan Macron dan penerbitan ulang kartun anti-nabi.
Para pengunjuk rasa di kota Jarabulus dan Tell Abiad membakar foto-foto Macron dan memegang spanduk membela Nabi.
“Islam adalah agama damai dan tidak memiliki tempat untuk terorisme, Prancis adalah sumber terorisme,” kata Wael Hamdu, kepala dewan lokal Tell Abiad saat protes.
“Kami tidak melupakan pembunuhan 1,5 juta orang di Aljazair oleh Prancis,” katanya.
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Dalam beberapa pekan terakhir, Macron menyerang Islam dan komunitas Muslim, menuduh Muslim “separatisme”. Dia menggambarkan Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”.
Hal itu bertepatan dengan langkah provokatif oleh Charlie Hebdo, majalah Prancis sayap kiri yang terkenal karena menerbitkan karikatur anti-Islam, yang telah memicu kemarahan yang meluas di seluruh dunia Muslim.
Awal tahun ini, majalah Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.
Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan tahun 2006 oleh surat kabar Denmark Jylllands Posten, yang juga memicu gelombang protes. (T/R7/RS1)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj News Agency (MINA)