KEDERMAWANAN KELAS MENENGAH INDONESIA MENINGKAT

Konferensi Press Forum Zakat Nasional (Foto: Kurnia/MINA)
Konferensi Press Forum Nasional (). (Foto: MINA)

Jakarta, 21 Ramadhan 1436/8 Juli 2015 (MINA) – Data Bank () menyebutkan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 217 triliun per tahun, atau sekitar 3,4% terhadap produk domestik bruto (). Sementara, penyerapan zakat baru sekitar Rp 2,7 triliun per tahun.

Demikian dikatakan Sekjen Forum Zakat (FOZ), Muh Sabeth Abilawa mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Aida S Budiman, dalam konferensi pers Ramadhan 1436 H yang digelar FOZ di Kantor PP Muhamamdiyah, Jl Menteng Raya 60, Jakarta Pusat, Selasa (7/7) petang.

“Jika melihat data itu. Yang harus digarisbawahi adalah angka Rp 2,7 triliun itu hanya angka administratif dan formal. Sementara zakat jauh lebih banyak yang dikelola secara tradisional, yaitu di pesantren, masjid, mushola kampong, dan di yayasan panti asuhan,” katanya.

 “Saya yakin, angkanya lebih besar dari itu. Mungkin bisa sampai Rp 20 triliunan angka zakat itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sabeth menyatakan, Dompet Dhuafa pernah melakukan riset tentang angka putaran uang selama mudik, yang salah satu unit cost yang dibaca adalah zakat kaum pemudik ke kampung halaman. Analisis dari Pusat Data Kemiskinan Dompet Dhuafa (2013) menunjukkan potensi aliran uang mudik dari kota ke desa atau dari kota ke kota mencapai Rp 90,08 triliun.

Dengan dana sebesar itu, tegas Sabeth, ekonomi di daerah-daerah seharusnya bisa ditingkatkan dalam jangka panjang, tidak hanya dalam jangka pendek saat mudik terjadi.

“Saatnya pemerintah dan masyarakat mencari pola pemberdayaan yang lebih produktif dan berdaya guna untuk kepentingan jangka panjang. Salah satu yang berpotensi adalah dana zakat para pemudik yang jumlahnya diperkirakan sangat besar,” katanya.

Riset itu menemukan 52 persen lebih pemudik memilih menunaikan zakatnya di kampung halaman. Dengan potensi aliran uang mudik sebesar Rp 90,08 triliun, maka zakatnya diperkirakan Rp. 14,7 triliun. “Penyaluran zakat di daerah akan lebih cepat sampai dan dirasa langsung oleh para mustahik, selain dapat memupuk rasa kesetiakawanan dan hubungan silaturahim,” ujarnya.

Sementara itu, hasil pengumpulan data penghimpunan dari anggota Forum Zakat, yang sekitar 28 lembaga amil zakat, didapatkan angka Rp 1,5 triliun. Jika melihat tren penghimpunan, ditunjang naiknya kedermawanan kelas menengah Indonesia, bisa diperkirakan angka agregat kenaikan sampai Rp 2,5 triliun. “Sekali lagi, ini baru hanya dari LAZ anggota FOZ saja ya,” kata Sabeth. (L/P011/P002/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0