Kedubes: Pakistan Berharap Peran Proaktif Indonesia dalam Penyelesaian Masalah Kashmir

Kepala Konselor Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia Sibtain Afzaal (foto: Abdullah/MINA)

Bekasi, MINA – Kepala Konselor Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia Sibtain Afzaal mengatakan, negaranya berharap peran proaktif Indonesia dalam menyelesaikan masalah Kashmir.

“Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar, memiliki tanggung jawab untuk membantu sesama penduduk muslim yang sedang kesusahan,” ujar Sibtain saat menjadi pembicara dalam Diskusi Kemanusiaan “Masa Depan Kashmir dan Solusinya” di Aula Munif Chatib Sekolah Insan Mandiri Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/2).

Menurutnya, Indonesia memiliki rekam jejak yang baik dalam mediasi konflik regional maupun nasional, seperti di Filipina, Vietnam dan Aceh.

Indonesia juga memiliki hubungan baik dengan Pakistan dan India, sehingga peran apa pun yang dimainkan RI akan dipandang baik oleh kedua pihak.

Sibtain juga mengklarifikasi, masalah Kashmir bukanlah sengketa wilayah antara India dan Pakistan dan juga bukan antara Hindu-Muslim seperti yang sering direpresentasikan atau disalahartikan.

Namun Kashmir adalah masalah pendudukan ilegal dan penolakan hak-hak lebih dari 20 juta orang .

“Ini adalah kisah kegagalan PBB dan komunitas Internasional untuk mengimplementasikan 12 resolusi yang meminta diadakannya referendum untuk memungkinkan rakyat Kashmir mengekspresikan preferensi mereka untuk masa depan mereka,” jelasnya.

Kondisi Kashmir Terkini

Sibtain menjelaskan kondisi terkini, India ingin melanjutkan pendudukan Kashmir dengan membagi wilayah itu menjadi beberapa bagian dan menggabungkannya dengan India, seperti yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Selama 75 tahun terakhir, India telah menggunakan semua taktik untuk melegitimasi pendudukan ilegalnya.

India juga mempengaruhi banyak pemimpin Kashmir untuk mengkhianati rakyatnya.

Sejak 2019, India mengubah konstitusi untuk menghapus status sengketa khusus Kashmir dan meresmikan pendudukan ilegalnya.

Saat ini, Kashmir adalah wilayah yang paling termiliterisasi dan kamp konsentrasi terbesar di dunia. Pemerintah India telah mengerahkan 900.000 pasukan militer dan paramiliter di Kashmir untuk menekan aspirasi warga Kashmir.

Diskusi kemanusiaan tentang Kashmir tersebut digelar oleh Kantor Berita MINA bekerja sama dengan Kedutaan Pakistan untuk Republik Indonesia, Rasil Network Sekolah Insan Mandiri Cibubur, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah .

Para pembicara yakni H.E. Muhammad Hassan, Duta Besar Pakistan untuk Indonesia yang diwakilkan oleh Kepala Konselor Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia Sibtain Afzaal, DR Zahir Khan, Ketua Forum Solidaritas Kashmir Indonesia; Astrid Nadya Riqita, Presiden OIC Youth Indonesia; KH Yakhsyallah Mansur, Ulama Peduli Kashmir dan Penulis Buku “Khasmir Membara dan Solusinya”. Bertindak sebagai Moderator: Widi Kusnadi, Wartawan Kantor Berita MINA.

Mr. Sibtain pun berterimakasih kepada Kantor Berita MINA atas terselenggaranya acara tersebut. Hal ini menunjukkan simpati kepada rakyat Kashmir.

“Kami sangat berterima kasih dan itu benar-benar menunjukkan bahwa saudara-saudara kita di Indonesia memiliki simpati, cinta dan kasih sayang untuk rakyat Kashmir,” ujarnya. (L/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)