DALAM Islam, doa dan kekuatan pikiran memiliki peran yang sangat penting dalam menggapai impian dan mencapai keberhasilan hidup. Doa bukan sekadar ritual pengharapan, tetapi juga bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman Allah Ta’ala.
Sementara itu, kekuatan pikiran mengacu pada keyakinan yang kokoh dan optimisme dalam menjalani kehidupan. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia harus memiliki visi yang jelas, bekerja keras, serta senantiasa berdoa dan bertawakal kepada Allah dalam mewujudkan impian mereka.
Doa merupakan inti ibadah dan sarana komunikasi langsung dengan Allah Ta’la. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.'” (QS. Ghafir: 60).
Ayat ini menegaskan bahwa Allah mendengar setiap doa hamba-Nya dan akan mengabulkannya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Namun, doa yang dipanjatkan harus disertai dengan keyakinan, kesungguhan, dan usaha yang nyata.
Baca Juga: Sukses Hakiki: Kaya Harta, Kaya Hati, Kaya Akhirat
Selain berdoa, Islam menekankan pentingnya memiliki pikiran yang positif. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki.’ Akan tetapi hendaklah ia memantapkan keinginannya, karena Allah tidak ada yang memaksanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan bahwa seseorang harus memiliki keyakinan penuh terhadap doa yang dipanjatkan. Pikiran yang penuh optimisme akan memperkuat kepercayaan diri dan mendorong seseorang untuk berusaha lebih keras.
Pikiran yang positif juga berhubungan dengan konsep husnuzan kepada Allah. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Artinya, jika seseorang berpikir bahwa Allah akan mengabulkan doanya dan membantunya meraih impian, maka keyakinan tersebut akan memperkuat semangatnya dalam bertindak. Sebaliknya, prasangka buruk terhadap Allah dapat melemahkan usaha dan menjauhkan seseorang dari keberhasilan.
Baca Juga: 7 Kunci Keberkahan Hidup: Kaya Harta, Bahagia Jiwa
Dalam mewujudkan impian, Islam mengajarkan keseimbangan antara doa, usaha, dan tawakal. Doa adalah ekspresi ketergantungan kepada Allah, usaha merupakan bentuk ikhtiar yang maksimal, dan tawakal adalah sikap menyerahkan hasil akhir kepada ketetapan Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan bahwa tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan mengiringi kerja keras dengan keyakinan kepada Allah.
Dalam ilmu psikologi, kekuatan pikiran positif telah terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan motivasi dan produktivitas seseorang. Konsep ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya memiliki niat yang kuat dan optimisme dalam menghadapi kehidupan.
Baca Juga: Bekerja Sesuai Keahlian
Seorang Muslim yang memiliki impian harus menjaga pikirannya tetap positif, menghindari putus asa, dan senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Dengan demikian, ia akan lebih mudah mengatasi hambatan dan mencapai tujuannya.
Selain itu, kekuatan doa dan pikiran juga berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Ketika seseorang berdoa dengan penuh keyakinan, hatinya menjadi lebih tenteram karena ia menyerahkan segala urusannya kepada Allah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d: 28). Ketenangan ini penting dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, karena seseorang yang memiliki hati yang tenang cenderung lebih fokus dalam meraih impian.
Dalam Islam, doa juga harus diiringi dengan amal saleh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa salah satu cara agar doa dikabulkan adalah dengan memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi dosa.
Baca Juga: Siklus Ramadhan
Sebagaimana sabdanya, “Berdoalah kepada Allah dengan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan bermain-main.” (HR. Tirmidzi). Oleh karena itu, seseorang yang ingin mencapai impiannya harus menjaga hubungannya dengan Allah dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Kekuatan doa dan pikiran juga berkaitan erat dengan kesabaran dan keistiqamahan. Dalam perjalanan mencapai impian, seseorang akan menghadapi berbagai ujian dan rintangan.
Islam mengajarkan bahwa kesabaran adalah kunci kesuksesan, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153). Dengan terus berdoa, berpikir positif, dan bersabar dalam berusaha, impian yang diharapkan akan lebih mudah tercapai.
Kesimpulannya, Islam mengajarkan bahwa doa dan kekuatan pikiran adalah kunci utama dalam meraih impian. Doa merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya, sedangkan pikiran yang positif mendorong seseorang untuk berusaha lebih keras dan tidak mudah menyerah.
Baca Juga: Perluas Pembiayaan Syariah untuk UMKM, PIP Gandeng KNEKS
Dengan menggabungkan doa, usaha, tawakal, serta kesabaran, seorang Muslim akan lebih mudah mencapai impiannya dalam kehidupan dunia dan akhirat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 15 Manfaat Jika Umat Dalam Jama’ah Melek Literasi