Juba, 22 Jumadil Awwal 1438/20 Februari 2017 (MINA) – Pemerintah Sudan Selatan dan tiga lembaga PBB telah mengumumkan bahwa terjadi kelaparan di dua distrik di negara itu.
Bencana itu dinilai hasil dari perang saudara yang berkepanjangan selama tiga tahun dan mengakarnya krisis ekonomi.
Menurut pejabat PBB, pemerintah Presiden Salva Kiir memblokir bantuan pangan ke beberapa daerah.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Menurut pengumuman itu, lebih dari 100.000 orang di dua distrik dari Negara Bagian Unity mengalami kelaparan dan ada kekhawatiran akan menyebar.
“Keprihatinan bukan hanya tentang 100.000 warga sipil yang menghadapi kelaparan saat ini,” kata wartawan Al Jazeera Hiba Morgan melaporkan dari Juba dan dikutip MINA. “Ada sekitar satu juta lebih orang yang berada di ambang kelaparan.”
Serge Tissot, Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian di Sudan Selatan mengatakan, perang telah mengganggu negara bagian lain yang subur, menyebabkan warga sipil mengandalkan tanaman apa pun yang mereka dapat temukan dan ikan apa pun yang dapat mereka tangkap.
Laporan tentang kelaparan itu juga mencatat, sekitar 5,5 juta orang atau sekitar 50 persen dari populasi Sudan Selatan, diperkirakan akan sangat rawan pangan dan berada pada risiko kematian dalam beberapa bulan mendatang. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)