Tel Aviv, MINA – Keluarga sandera Israel yang ikut berunjuk rasa besar-besaran meletakkan 27 peti mati di Lapangan Habima, lapangan umum utama di Tel Aviv, yang menyimbolkan jumlah sandera yang terbunuh di Gaza sejauh ini, Kamis (5/9).
Dilansir dari Al Mayadeen, aksi drama pemakaman palsu tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Israel, saat protes skala besar meletus menuntut pemilihan umum lebih awal dan agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Perlawanan Palestina di Gaza.
Channel 12 melaporkan, bentrokan kembali terjadi antara polisi Israel dan pengunjuk rasa yang menuntut kesepakatan pertukaran sandera, setelah para demonstran berusaha memblokir Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv.
Pada Selasa (3/9), pengunjuk rasa Israel menerobos penghalang di sekitar kediaman Netanyahu di Caesarea, di saat Perdana Menteri memberikan konferensi pers yang membahas perkembangan, termasuk enam sandera Israel yang ditemukan tewas di Rafah awal pekan lalu.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Sementara itu, di Tel Aviv, ribuan orang turun ke jalan pada malam kedua berturut-turut, mengekspresikan kemarahan atas buruknya penanganan rezim terhadap situasi para sandera dan menyerukan kesepakatan segera.
Banyak pengunjuk rasa menganggap Netanyahu bertanggung jawab atas kematian keenam sandera tersebut, dengan alasan bahwa nyawa mereka dapat diselamatkan jika kesepakatan dilakukan lebih awal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri