Washington DC, MINA – Keluarga Shireen Abu Akleh telah meminta Amerika Serikat untuk menyelidiki pembunuhan jurnalis Al Jazeera, yang ditembak mati oleh pasukan Israel pada bulan Mei, memperbarui seruan untuk jawaban dan pertanggungjawaban atas kasus tersebut.
Pada konferensi pers di luar US Capitol pada hari Kamis, kerabat Abu Akleh – bergabung dengan beberapa anggota parlemen AS, menekankan bahwa jurnalis yang dibunuh adalah warga negara AS yang berhak atas perlindungan pemerintahnya.
“Kami ingin tahu siapa yang menarik pelatuknya, dan maksudnya,” kata Victor Abu Akleh, keponakan Shireen, kepada wartawan.
“Dan kami ingin ada akuntabilitas sistem yang memberi lampu hijau, agar keluarga lain tidak menderita seperti yang kami alami. Kenyataannya tentu saja, di Palestina, kesedihan keluarga kami sangat mendalam. Shireen bahkan bukan warga negara AS pertama yang dibunuh oleh Israel tahun ini.” Tambah Victor.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Tony Abu Akleh, saudara laki-laki jurnalis yang terbunuh, menyerukan “Tindakan yang berarti” dari pemerintah AS dan mengecam Presiden Joe Biden karena gagal bertemu keluarga selama perjalanannya ke Israel dan Tepi Barat yang diduduki awal bulan ini.
“Presiden Biden berjarak 10 menit; dia tidak pernah datang menemui kami, jadi kami harus datang ke sini ke Washington,” katanya.
“Presiden Biden masih belum setuju untuk bertemu dengan kami. Kami membutuhkan dia untuk mendengar langsung dari kami, sehingga dia memahami rasa sakit yang dialami keluarga kami, dan terlalu banyak orang Palestina lainnya.” Ujar Tony.
Keluarga mengatakan Blinken tidak membuat janji:
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Abu Akleh, seorang berkewarganegaraan ganda Palestina-Amerika, dibunuh oleh penembak jitu Israel pada 11 Mei lalu saat meliput serangan militer di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang pada saat itu diduduki.
Saksi-saksi Palestina, wartawan dan organisasi hak asasi mengatakan tidak ada pejuang bersenjata di sekitar Abu Akleh, atau baku tembak pada saat insiden penembakan.
Tony, Victor, dan keponakan Abu Akleh, Lina, telah berada di garis depan menyerukan AS untuk mengambil tindakan nyata guna meminta pertanggungjawaban Israel. Mereka juga menantang pernyataan resmi Departemen Luar Negeri pada awal Juli, yang menyatakan bahwa AS Tidak menemukan alasan untuk percaya bahwa pembunuhan Abu Akleh disengaja, melainkan hasil dari keadaan tragis” selama operasi militer Israel terhadap faksi-faksi bersenjata Palestina.
Keluarga tersebut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken awal pekan ini. Pada konferensi pers pada hari Kamis, Lina mengatakan Blinken tidak membuat janji kepada keluarga tentang mendorong penyelidikan AS dalam kasus tersebut.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
“Kami mengapresiasi Blinken yang menekankan komitmennya pada akuntabilitas,” kata Lina
“Kami juga tahu bahwa akuntabilitas membutuhkan tindakan jika dia benar-benar bersungguh-sungguh. Ini akan membutuhkan tindakan jujur, cepat dan berani oleh dia dan orang lain dalam pemerintahan yang peduli dengan kesejahteraan warga negara dan jurnalis mereka yang bekerja di luar negeri.”
Sementara secara lisan menyerukan pertanggungjawaban, pemerintahan Biden sejauh ini menolak seruan untuk penyelidikan yang dipimpin AS dalam kasus tersebut. Dan para pembela hak asasi mengatakan pernyataan Juli yang mengesampingkan bahwa Abu Akleh ditembak dengan sengaja sebuah pernyataan yang dibuat tanpa penyelidikan yang tepat melemahkan upaya untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.
Anggota Kongres angkat bicara
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Anggota Kongres Andre Carson, yang telah memimpin kongres menuntut penyelidikan FBI dalam kasus tersebut, mengatakan Israel yang awalnya secara keliru menyalahkan warga Palestina bersenjata atas pembunuhan itu dan terus menyangkal tanggung jawab seharusnya tidak melakukan penyelidikan.
“Itu membuat lebih penting bagi pemerintah kita untuk melakukan penyelidikan kita sendiri,” kata Carson.
“Shireen membutuhkan keadilan. Setiap orang Amerika yang terbunuh di luar negeri berhak atas perlindungan kami. Setiap manusia yang terbunuh orang Amerika atau bukan, berhak mendapatkan keadilan, termasuk orang Palestina, termasuk orang kulit hitam” ujar Carson.
“Kami ingin jawaban. Kita perlu memastikan bahwa jawaban ini akurat, transparan, dan tepat waktu.” Tegas Carson.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Ada banyak seruan dari Kongres, termasuk dari beberapa pendukung setia Israel dan Partai Republik agar pemerintahan Biden mendorong penyelidikan independen atas pembunuhan Abu Akleh.
Pada hari Kamis, anggota Kongres Rashida Tlaib, yang merupakan keturunan Palestina, mengatakan kejadian ini memalukan, dimana keluarga Abu Akleh harus datang ke Washington untuk mendorong pemerintah AS mengambil tindakan dan meminta pertanggungjawaban atas pembunuhan seorang warga negara Amerika dan seorang jurnalis.
“Saya berjanji ini kepada Anda, banyak dari kami yang berdiri bersama Anda di sini hari ini akan terus berjuang di sisi Anda di setiap langkah.” kata Tlaib kepada keluarga Abu Akleh.
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengatakan bahwa Israel memiliki kemampuan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif atas pembunuhan Abu Akleh.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Pada konferensi pers hari Kamis, anggota Kongres Betty McCollum mendesak penyelidikan AS yang menyeluruh dan transparan oleh Departemen Luar Negeri dan FBI Dan anggota Kongres Ayanna Pressley menggambarkan pembunuhan Abu Akleh sebagai tindakan “tidak dapat diterima dan menghancurkan”.
“Kami tidak akan menyerah, kita akan merayakan kehidupan Shireen dan kami akan menghormati ingatannya, dan kami akan terus mendesak untuk pertanggungjawaban,” kata Pressley. (T/ara/P2)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat