Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenag–Basarnas Perkuat Mitigasi Risiko Keselamatan di Pesantren

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 51 detik yang lalu

51 detik yang lalu

0 Views

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meninjau langsung lokasi bangunan ambruk di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). (foto: Kemenag RI)
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meninjau langsung lokasi bangunan ambruk di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). (foto: Kemenag RI)

Jakarta, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar forum diskusi kelompok terarah (FGD) untuk membahas langkah-langkah penguatan mitigasi risiko di lingkungan pesantren. Kegiatan ini menjadi tindak lanjut atas tragedi ambruknya bangunan di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang menelan banyak korban jiwa.

Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said mengatakan, peristiwa tersebut menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk menempatkan aspek keselamatan santri dan kelayakan bangunan sebagai prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan pesantren.

“Kami sangat berduka atas musibah yang menimpa para santri di Sidoarjo. Namun, duka ini juga menjadi panggilan moral bagi kita untuk berbenah. Direktorat Pesantren akan memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar sistem keamanan dan mitigasi risiko di pesantren semakin kokoh,” ujar Basnang di Jakarta, Jumat (10/10).

Menurutnya, langkah awal yang akan ditempuh adalah membangun sistem mitigasi risiko di lingkungan pesantren melalui pendataan, pembinaan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan.

Baca Juga: BNPB Peringatkan Cuaca Ekstrem dan Kekeringan di Sejumlah Wilayah Indonesia

“Kami ingin memastikan setiap satuan pendidikan keagamaan memiliki standar keamanan yang memadai agar santri dapat belajar dan tinggal dengan aman,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pengerahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan bahwa hasil penelusuran awal menunjukkan penyebab utama ambruknya bangunan di Pesantren Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi.

“Tidak adanya struktur penyangga bertahap membuat bangunan runtuh total. Ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua bahwa gedung pendidikan, termasuk pesantren, harus memenuhi standar teknis dan keselamatan,” jelasnya.

Emi menambahkan, Basarnas mencatat tragedi di Sidoarjo sebagai salah satu bencana non-alam terbesar tahun 2025, dengan korban meninggal mencapai 67 santri.

Baca Juga: Besok, Ribuan Warga Semarang Gelar Aksi Damai Bela Palestina

“Kami siap memperkuat sinergi dengan Kemenag dan lembaga terkait untuk memastikan kesiapsiagaan serta penanggulangan risiko di pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya,” pungkasnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gempa Dahsyat M 7,4 Guncang Filipina, Warga Panik

Rekomendasi untuk Anda