Jakarta, MINA – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyebut, secara hisab, posisi hilal di Indonesia saat isbat (penetapan) awal Syawal 1443 H telah memenuhi syarat kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) baru.
Hal tersebut diungkapkan Kamaruddin dalam sambutan pada Pertemuan Pakar Falak MABIMS secara daring pada Kamis (21/4). Pada pertemuan tersebut, masing-masing perwakilan negara MABIMS memberikan pemaparan terkait perhitungan posisi hilal negaranya.
“Di Indonesia, pada tanggal 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan tanggal 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” kata Kamaruddin.
Menurut kriteria MABIMS baru, posisi hilal saat isbat awal bulan Hijriah berada pada ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria yang mulai diberlakukan pada 2022 ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini menambahkan, pertemuan terkait penerapan kriteria MABIMS baru diharapkan memunculkan formulasi dan gagasan yang bermanfaat bagi umat Islam di negara-negara anggota MABIMS.
“Kita perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Islam, khususnya di bidang hisab rukyat. Kami berharap, forum ini bisa menghasilkan ide-ide yang cemerlang untuk mendukung kemajuan hisab rukyat di dunia Islam secara umum,” tambahnya.
Sebagai informasi, Kementerian Agama akan melakukan Sidang Isbat Penetapan Awal Syawal 1443 H pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022. Nantinya, ada 99 titik di seluruh Indonesia yang menjadi lokasi rukyat. (L/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas