Kemenag Jelaskan Seputar Pemondokan Jamaah Haji Indonesia 2017

Foto: Rina/MINa

 

Jakarta, 17 Ramadhan 1438/12 Juni 2017 (MINA) – Salah satu mata rantai penyelenggaraan ibadah haji adalah kegiatan qur’ah, pemondokan, khususnya di Makkah. Qur’ah merupakan undian untuk menentukan pembagian tempat hunian jamaah haji ataupun hotel yang bertujuan menciptakan keadilan di kalangan jamaah. Pengundian dirasa perlu karena adanya variasi fasilitas dan jarak yang tidak selalu sama, demikian menurut pernyataan Kemenag.

Tahun ini, jamaah haji mengalami penambahan dari tahun sebelumnya. Penambahan ini mengembalikan kuota jamaah haji Indonesia yang sempat berkurang akibat perluasan area Masjidil Haram.

Menurut Sekjen Kemenag Nur Syam, total jamaah haji tahun ini mencapai 211 ribu jamaah, mencakup tambahan 10ribu dari 211ribu jamaah. Manurutnya, segala persoalan akomodasi, logistik dan penambahan fasilitas sudah disiapkan.

“Karena ada penambahan 10 ribu, jadi banyak hal yang diperjuangkan, kompetisi ketat dengan yang lain,” katanya kepada wartawan di sela-sela kegiatan Qur’ah Pemondokan Jamaah , di Jakarta, Senin.

Untuk menampung kuota tersebut, Direktur Luar Negeri Haji Kemenag Sri Amin Lubis menyebutkan tahun ini pemerintah mempersiapkan 155 gedung (hotel berbintang tiga) dengan 3 hotel cadangan dengan masing-masing memiliki kapasitas yang besar. Tahun sebelumnya pemerintah menyediakan 117 hotel untuk menampung 152 ribu jamaah. Penempatan berdasarkan kloter dan embarkasi penerbangan.

Sementara itu, untuk hunian jamaah haji di Madinah berada di wilayah Markaziyah Syimaliah, Gharbiyah, Janubiyah, dan sekitar Markaziyah lainnya yang memiliki jarak terjauh 1.200 meter.

Untuk di Makkah, penginapan terjauh jamaah mencapai sekitar 4,200 m dari Masjidil Haram. Jarak ini masih terbilang dekat di banding jamaah dari negara lain yang mendapatkan pemondokan sampai sejauh 13 kilometer dari lokasi utama.

“Pemondokan yang jaraknya di atas 1,5 kilometer pun sudah disediakan bus Shalawat yang akan berkeliling selama 24 jam untuk membantu jamaah,” tambah Nur Syam.

Untuk keperluan di Arafah, pemerintah sudah menyiapkan 70 maktab yang masing-masing menampung tiga ribu jamaah.

Sri mengatakan tahun ini tim haji telah melakukan keberhasilan karena mampu mengurangi biaya haji menjadi 74 miliar rupiah.

“Ini merupakan keberhasilan di banding tahun sebelumnya yang lebih besar dari itu,” kata Sri. (L/RE1/RI-1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.