Jakarta, 19 Jumadil Akhir 1438/18 Maret 2017 (MINA) – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Ditjen Pendidikan Islam berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi lifeskill di pondok pesantren, dengan juga memberikan penguatan kompetensi dan keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin menilai hal itu penting sebagai bagian dari respon Kemenag terhadap tantangan hidup yang semakin kompleks.
Menurutnya, dalam laman Kemenag yang dikutip MINA, Ahad, fungsi utama pendidikan pesantren adalah pendalaman ilmu agama atau tafaqquh fid-din. Namun, para santri juga perlu diberi penguatan kompetensi dan keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Kami akan berkonsentrasi pada program-program peningkatan lifeskill. Proses identifikasi sudah dilakukan agar pengembangan lifeskillnya sesuai dengan karakteristik pesantren masing-masing,” ujar Kamaruddin.
Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini mengatakan, pihaknya sudah membuat sejumlah petunjuk teknis, program pelatihan dan bantuan operasional, serta telah menyiapkan sejumlah program prirotitas, antara lain penguatan bidang agribisnis di Pesantren Al Ittifaq Ciwidey Bandung, serta bidang maritim dan perikanan di Pesantren Al Khaeraat Siniu Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
“Kemenag juga akan mengembangkan pesantren vokasional, teknologi, kewirausahaan, peternakan, perkebunan, kehutanan, serta olah raga, seni, dan budaya,” katanya.
Bersama dengan MUI, tambah Kamuruddin, Kemenag juga mengembangkan minat bakat para santri pondok pesantren di bidang perfilman.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Kemenag juga terus mengawal dan mendukung program pemberdayaan ekonomi pesantren yang melibatkan sembilan kementerian di bawah kordinator Kemenko PMK dan Kemenko Perekonomian,” paparnya.
Kamaruddin juga mengaku, inisiasi pengembangan lifeskill pesantren ini sudah dipersiapkan sejak lama. Namun demikian, sesuai permintaan Menag, tindak lanjut inisiasi ini semakin intensif dilakukan dalam dua tahun terakhir.
Doktor lulusan Jerman ini berharap, selain ahli agama, pesantren ke depan juga akan melahirkan generasi Indonesia yang cakap dan kompeten yang siap berkompetisi di dunia global. (T/R09/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru