Jakarta, MINA – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) RI menyiapkan early warning system berbasis masjid untuk mendeteksi dini potensi konflik.
“Sistem tersebut dapat mendeteksi secara dini potensi konflik dalam ekosistem masjid,” ungkap Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam acara Sarasehan Kemasjidan Nasional 2023 di Jakarta, seperti dikutip dari laman Kemenag RI, Senin (20/3).
Early Warning System berbasis masjid ini, menurut Kamaruddin, merupakan bagian dari program Masjid Pelopor Moderasi Beragama (MPMB) yang digagas sebagai upaya penguatan moderasi beragama dalam ekosistem masjid.
Penguatan ekosistem masjid ini dilakukan oleh seluruh direktorat yang ada di Ditjen Bimas Islam Kemenag.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Direktorat Urusan Agama Islam dan Bimbingan Syariah (Urais) misalnya, saat ini tengah melakukan pelatihan takmir masjid melalui modul yang sudah disiapkan. Menurut Kamaruddin, takmir merupakan ekosistem terpenting dalam aktivitas masjid.
“Ada sejumlah penelitian yang pernah dilakukan beberapa lembaga penelitian menyangkut kapasitas literasi keagamaan. Ternyata banyak takmir kita yang literasi keagamaannya tidak memadai,” tuturnya.
Sementara itu, Direktorat Penerangan Agama Islam (Dit Penais) juga melakukan pelatihan khatib Jumat, majelis taklim, bantuan operasional, buletin Jumat, pendampingan masjid oleh penyuluh agama, dan khotbah Jumat tematik yang bisa diterbitkan dengan judul yang berbeda-beda.
“Agama tidak berbicara dengan aqidah, sejarah, fikih, dan tidak berbicara tentang hal-hal yang sifatnya akhirat saja, tetapi tentang muamalah yang tidak kalah pentingnya,” ujar Kamaruddin.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Penguatan ekosistem masjid juga dilakukan Direktorat Zakat dan Wakaf dengan memberi pelatihan amil dan nazir, pengembangan ekonomi umat berbasis masjid, sertifikasi tanah wakaf.
Menurut Kamaruddin, selain menjadi tantangan, zakat juga memiliki potensi sangat besar di Indonesia.
“Amil memainkan peran yang sangat penting. Karenanya, kita berikan intervensi dan afirmasi agar mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk melaksanakan pengelolaan zakat,” jelasnya.
Sedangkan Direktorat KUA dan Keluarga Sakinah, imbuh Kamaruddin, melakukan program pendataan masjid melalui Sistem Informasi Kemasjidan (SIMAS)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
“Data kita adalah data yang paling dipercaya, reliable, dan trustworthy,” pungkasnya. (R/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia