Solo, MINA – Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama tengah menyiapkan konsep Pendidikan Al Quran yang profesional pada Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) di Indonesia.
“Dari 191 ribu lebih LPQ di Indonesia ini harus ada beberapa LPQ yang menjadi best practice atau praktik baik yang dapat menjadi percontohan untuk LPQ lain. Dan hal tersebut dapat dicapai dengan adanya assessment yang baik,” jelas Direktur PD Pontren Waryono pada Workshop Panduan Assesment Kelembagaan dan Ketenagaan LPQ yang diselenggarakan di Solo, demikian dari website Kemenag RI, Ahad (9/4).
Workshop tersebut diikuti para pakar dan pemerhati Pendidikan Al-Quran dari perguruan tinggi, Kabid Pontren dan Kasi Kankemenag, serta mitra Pendidikan Al-Quran di sekitar Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Hadir sebagai narasumber, Guru Besar dari UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul Kadir Riyadi yang membahas konsep Penguatan dan Peningkatan Pendidik/Tenaga Kependidikan LPQ, serta Badko Wonosobo yang pernah melakukan assessment kelembagaan Badko TPQ di Wonosobo.
Baca Juga: Brebes Luncurkan Gerakan Kencana: Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
Waryono berharap, panduan assessment dititikberatkan pada peningkatan mutu dan kualitas, bukan kuantitatif an sich. Kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi pada agenda ini diharapkan dapat menghasilkan pedoman assessment yang secara akademik dapat dipertanggungjawabkan.
“Lembaga yang sudah ada harus kita tingkatkan kualitasnya. Tidak dipungkiri bahwa LPQ yang pengelolaannya masih lemah itu ada banyak. Jadi kali ini kita harus memiliki target bahwa sudah ada lembaga yang dapat didorong maju secara mutu dan kualitasnya,” ujar guru besar UIN Sunan Kalijaga ini.
Waryono juga menekankan, pemetaan tenaga pendidik Al-Qur’an sangatlah mendesak. Bagaimana kualifikasinya, mulai dari kompetensi dasar yang harus dimiliki hingga rencana penyesuaian dan peningkatan tendik tersebut.
“Kita tidak dapat berharap lebih pada kelembagaan pendidikan Al Quran jika LPQ tidak dikelola oleh orang-orang yang profesional. LPQ ini tidak dapat dikelola secara apa adanya mengingat bagaimana Al Quran ini harus dibumikan dan dipahamkan kepada masyarakat dengan syarat keilmuan yang utuh,” tutur Waryono.
Baca Juga: Distribusi Logistik untuk Korban Erupsi Lewotobi, TNI AL Siapkan 2 Kapal Perang
Kasubdit Pendidikan Al Quran Mahrus Elmawa melaporkan, workshop ini adalah rangkaian persiapan untuk penguatan Pendidikan Al Quran yang berkualitas, menuju penjenjangan dan formal.
“Jika seluruh konsepnya sudah matang, maka LPQ yang berkualitas, professional, dan ancang-ancang berjenjang serta formal itu akan lebih siap lagi, sembari masih menunggu adanya regulasi yang sudah beberapa tahun ini digodok perubahan dan penyesuaiannya, baik setingkat Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Agama. Karenanya, assessement ini perlu disusun dengan baik dan rinci agar konsep Pendidikan Al Quran yang ideal ke depan dapat tersebar luas dan maju seiring dengan harapan kita terkait professionalitas dan penjenjangan secara formal,” pungkasnya. (R/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tragedi Longsor Purworejo: Empat Korban Satu Keluarga Ditemukan Meninggal