Jakarta, MINA – Direktur Jenderal Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan, Kementerian Agama akan menyiapkan program pemberdayaan Masjid Raya Syeikh Zayed di Solo.
“Kemenag men-support sepenuhnya. Nanti pelaksanaan program di dalamnya, kegiatan-kegiatan yang ada disitu akan dikelola Kemenag, dan sepenuhnya terkait pembangunan, biayanya dari UEA,” kata Kamaruddin di kediaman Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA), Jakarta, demikian dikutip dari website Bimas Islam, Selasa (20/4).
Kamaruddin berharap, Masjid Raya Syeikh Zayed dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh umat Islam khususnya di Surakarta.
Kamaruddin bersama Dubes UEA Abdulla Salem Obaid Al-Dhaheri melakukan pertemuan membahas kelanjutan proses pembangunan Masjid Raya Syeikh Zayed.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Dalam pertemuan itu turut dihadiri Wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis.
Masjid Raya Syeikh Zayed Solo merupakan replika dari Syeikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Dengan demikian, masjid tersebut dirancang mirip dengan yang ada di Abu Dhabi.
Masjid Raya Syeikh Zayed Solo dibangun di atas lahan seluas 3 hektar di bekas Depo Pertamina, Gilingan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Pembangunan masjid tersebut diperkirakan memakan waktu selama 1,5 tahun dan ditargetkan tuntas pada tahun 2022 mendatang.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Adapun nilai pembangunan masjid replika ini diperkirakan mencapai Rp300 miliar yang ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah UEA dan dapat menampung hingga 12.000 jamaah. Sementara, pembangunan Syeikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi memakan waktu selama 12 tahun yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 8 triliun, serta dapat menampung 40.000 jamaah.(R/Hju/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara