Depok, MINA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tengah mengupayakan “Jalur Rempah” diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 2024.
Namun, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menyatakan ada beberapa tantangan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya minimnya kajian akademis.
“Tantangan terbesar dalam kesiapan Indonesia untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia adalah perlunya kajian akademis mulai dari penguatan narasi hingga penyusunan rencana pengelolaan Jalur Rempah yang logis dan konkret,” ujar Hilmar dalam keterangan persnya, Kamis (21/12).
Untuk itu, Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendibudristek menyelenggarakan Susur Kultur dengan tema “Kembara Rempah Nusantara” di Makara Art Center Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Susur Kultur merupakan sebuah ruang publikasi hasil kegiatan residensi Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah yang telah dilaksanakan di Qatar dan India. Hal ini menghadirkan pesan dari perjalanan rempah Nusantara di luas bentang dunia yang diharapkan dapat menjadi pemantik bagi masyarakat untuk menyusuri jejak sejarah rempah nusantara baik di dalam maupun luar wilayah Indonesia.
Sehingga melalui Susur Kultur diharapkan hasil residensi dapat dipublikasikan sebagai bahan untuk memperkaya penelitian terkait Jalur Rempah.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, menyebut, Susur Kultur menjadi forum untuk memaparkan hasil penelitian ke publik serta ruang berdiskusi dan bertukar pandangan untuk memperkaya hasil temuan di lapangan.
“Selama masa residensi, peserta melakukan pencarian, penelitian, dan pengkajian terhadap naskah, manuskrip, objek, dan/atau tinggalan sejarah lainnya yang dinilai memiliki potensi sebagai sumber Jalur Rempah. Setelah masa residensi selesai, para peserta melaksanakan publikasi preliminary research findings di masing-masing negara dan melakukan publikasi ketika kembali ke Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Selanjutnya, Restu berharap melalui kegiatan ini publik lebih sadar terhadap potensi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia serta minat masyarakat untuk melakukan penelitian terkait Jalur Rempah semakin meningkat.
Penelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak 2020 hingga 2023 di 67 kabupaten/kota pada 32 provinsi di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 150 Cagar Budaya yang diduga berkaitan dengan Jalur Rempah berhasil diidentifikasi.
Program Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah mendapatkan sambutan yang hangat serta dukungan penuh dari lembaga-lembaga mitra di negara tujuan seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha & New Delhi, National Museum of Qatar (NMoQ), Qatar National Library (QNL), Year of Culture (YoC), Heritage Society dan lainnya. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)