Cirebon, MINA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong tumbuhnya inovasi dari hasil riset, tidak hanya yang dihasilkan oleh peneliti dan akademisi namun juga yang dikembangkan oleh masyarakat.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir didampingi oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati meninjau lokasi insenerator sampah, produk inovasi yang dikembangkan oleh Siswanto warga Desa Megu Gede, Kecamatan Waru, Kota Cirebon, Jum’at (18/9).
Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Nasir mengungkapkan limbah hasil pembakaran sampah Insenerator dapat memiliki nilai tambah dan berguna bagi pemerintah dalam upaya menumbuhkan ekonomi masyarakat.
“Selalu polusi pembakaran sampah menjadi masalah utama dan merusak lingkungan. Namun dengan insenerator ini asap dapat ditangkap dan dijernihkan. Limbahnya dapat menghasilkan pupuk cair organik, pestisida, pupuk granul, dan akan menjadi zero waste (tidak ada limbah dalam di lingkungan). Sehingga dapat memangkas biaya produksi pertanian dengan menggunakan pupuk organik yang dihasilkan limbah insenerator,” ungkapnya.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Menteri Nasir juga mengatakan, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan kepada masyarakat desa, dan meminta Ditjen Penguatan Risbang Kemenristekdikti untuk mendampingi inovasi hasil riset dari masyarakat tersebut.
“Kalau diambil pemerintah nanti rakyatnya nganggur. Biarkan masyarakat desa mengelola, namun pemerintah akan mendampingi. Saya sudah minta Ditjen Risbang bekerjasama dengan LIPI untuk meneliti lebih lanjut produk turunan dari limbah insenerator serta meminta BSN menstandarisasi mesin insenerator tersebut secara nasional,” jelasnya lebih lanjut.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi mesin insenerator yang memiliki kapasitas 1,5 meter kubik sampah ini. Siswanto Hartoyo mengungkapkan, dirinya mampu memproduksi mesin insenerator dalam waktu maksimal 3 hari, yang di bandrol seharga 80 juta per unitnya.
Selain itu, Menteri Nasir juga menghadiri pameran dan uji terap yang hasil litbang maritim dan energi. Menteri Nasir beserta Anggotta Komisi VII DPR-RI, Herman Khoiron dan Kepala Balitbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berkesempatan menguji coba langsung ‘hand tractor’ untuk petani padi dan kapal nelayan berbahan bakar gas.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Sejauh ini converter kit yang dipasang dan memanfaatkan tabung gas rumah tangga telah terbukti bisa menghemat biaya para petani dan nelayan bahkan dengan gas non subsidi sekali pun.
Rangkaian kunjungan Menristekdikti beserta beberapa pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kemendesa PDTT, dan Komisi VII DPR-RI merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong kemandirian teknologi dalam negeri dengan menjadi Kerjasama lintas Kementerian yang terjalin dalam sebuah harmoni ‘Peningkatan Kemandirian Iptek Dalam Negeri’. (R/R09/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal