Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) meluncurkan pendanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk tahun anggaran 2018 di Jakarta, Selasa (16/1).
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menritekdikti) Mohamad Nasir menjelaskan, total dana penelitian adalah sejumlah Rp1,29 triliun dengan total judul penelitian sebanyak 18.433 judul. Total dana untuk pengabdian kepada masyarakat adalah Rp138,8 miliar dengan total sebanyak 2.201 judul.
“Terjadi peningkatan jumlah penelitian yang didanai pada tahun 2018, dari 15.124 judul (Rp1,030 triliun) menjadi 18.433 judul (Rp1,253 triliun), kurang lebih sebesar 22%. Untuk Pengabdian kepada Masyarakat dari 2.288 judul (Rp.153,6 miliar) menurun menjadi 2.201 judul (Rp138,8 miliar),” ujarnya saat peluncuran BOPTN Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018.
Menurut Nasir, terjadinya penurunan pendanaan pada Pengabdian kepada Masyarakat karena terdapat program khusus semacam penugasan sebanyak 70 lokasi diseminasi Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mendukung pembangunan Perdesaan (Rp11,5 miliar), kurang lebih sebesar 2,1%.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sementara untuk total judul dan dana penelitian, sesuai dengan bidang fokusnya yakni pangan dan pertanian sebanyak 2.708 judul, kesehatan dan obat sebanyak 2.571 judul, energi dan energi terbarukan sebanyak 1.018 judul, pertahanan dan keamanan sebanyak 78 judul.
Selanjutnya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebanyak 2.097 judul, kemaritiman sebanyak 429 judul, kebencanaan sebanyak 537 judul, tansportasi sebanyak 331 judul, material maju sebanyak 994 judul dan sosial humaniora sebanyak 7.670 judul.
Dia menyatakan, tujuan Penelitian dan Pengembangan adalah untuk menciptakan inovasi dan invensi, dan yang menjadi penentunya komunitas global terkait, melalui mekanisme peer review di jurnal ilmiah yang diakui komunitasnya. Sehingga jurnal bukan sekedar alat diseminasi saja, tetapi sebagai filter atas substansi hasil riset.
“Jadi kalau hasil riset hanya asal didesiminasikan di sembarang jurnal menjadi kurang bermakna, baik bagi pelaku, institusi dan negara yang membiayai,” imbuh Nasir.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Natsir mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian, penyelenggaraan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan paradigma baru dalam pembiayaan penelitian dengan menggunakan Standar Biaya Keluaran (SBK). Hal ini untuk mencapai target indikator publikasi internasional, kekayaan intelektual yang didaftarkan serta prototipe pada Tingkat Kesiapan Teknologi sampai dengan 7.
Sedangkan untuk Pengabdian kepada Masyarakat, pendanaan 2018 difokuskan pada kegiatan membangun desa dan mampu mengentaskan masyarakat tersisih pada semua strata.
“Juga melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian yang dapat langsung diaplikasikan ke masyarakat,” tambahnya. (L/R01/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September