Jakarta, 2 Rajab 1438/30 Maret 2017 (MINA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Enggatiasto Lukita menggelar Rapat Koordinasi guna membahas ketersedian stok pangan dan upaya menstabilkan harga untuk kebutuhan sebelum sampai sesudah bulan Ramadan, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), beberapa waktu lalu.
Dalam laman Kementan yang dikutip MINA, Kamis (30/3), Amran mengungkapkan stok beras saat ini mencapai 1,9 juta ton, cukup untuk kebutuhan delapan bulan ke depan. Stok ini merupakan hasil panen dari dua hingga tiga bulan yang lalu, tetapi cukup untuk delapan bulan ke depan.
“Kemudian bawang merah harganya saat ini cenderung turun, stoknya cukup. Kita sepakati, Bulog sudah punya gudang kapasitas 1.000 ton. Target kita satu bulan ke depan stok itu sudah tersedia. Ini persiapan mana kala harga bergerak naik, kita bergerak lebih awal. Kemudian, kita siapkan bawang merah 2.000 ton dan bawang putih 1.000 ton. Kita sepakati, Kementan menyiapkan bawangnya, gudangnya dibeli oleh Bulog, kemudian gudangnya dipersiapkan oleh Kemendag. Ini sinergi yang kita buat untuk menghadapi kebutuhan pangan sebelum sampai sesudah bulan Ramadhan,” ungkap Amran usai rapat koordinasi.
Terkait daging sapi, Amran mengatakan stok daging sapi saat ini yang dimiliki pemerintah mencapai 40 ribu ton. Ke depan pemerintah berencana akan menambah lagi stok tersebut sehingga mencapai 50 ribu ton. Sementara kebutuhan daging sapi untuk bulan Ramadhan hanya 30 ribu ton.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Stok daging saat ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Harganya maksimal Rp 80 ribu per kg, bahkan ada yang jual Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per kg, yang terpenting tidak boleh ada yang jual melebihi Rp 80 ribu per kg,” katanya.
Amran pun menyampaikan harga cabai saat ini sudah menurun. Menurutnya, penurunan harga cabai ini sebagai hasil dari program tiga bulan lalu yakni melakukan gerakan tanam cabai secara nasional.
“Yang kita khawatirkan adalah harga tiba-tiba tidak terkendali sehingga kita siapkan juga upaya untuk menjaga stok dan harga cabai,” ujarnya.
Sementara itu, Mendag menambahkan, upaya lain yang dilakukan Kementan dan Kemendag dalam menjamin ketersediaan stok dan menstabilkan harga yakni menurunkan tim ke lapangan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kemudian, tim ini pun akan mengundang dinas pertanian dan dinas perdagangan untuk membahas mengenai data stok dan perkembangan harga, sehingga Kementan dan Kemendag dapat mengantisipasi berapa jumlah stok yang ada di daerah-daerah dan apa yang daerah miliki lagi sehingga pemerintah pusat dapat mengatur dan menjamin sarana distribusinya, sehingga pasokan pangan sampai cepat ke pasar dengan tetap menjaga stabilitas harga.
“Kami dengan mentan sudah melakukan koordinasi dengan Menteri Perhubungan supaya mengatur jalurnya terutama ke Indonesia bagian timur,” ujar Enggartiasto.
Terkait ketersediaan minyak goreng curah, lanjut Mendag, stok yang dimiliki pemerintah saat ini sebanyak 1 juta ton. Stok ini disiapkan untuk diguyurkan ke pasar-pasar ketika terjadi sesuatu yakni gejolak harga dan kekurangan pasokan. Dengan cara tersebut, para spekulan tidak mungkin akan berani mengambil langkah-langkah yang pasti ada merugikan. Sebab, ketika ada gejolak harga, pemerintah akan guyurkan pasokan minyak goreng ke pasar, sehingga pengusaha tidak mau menanggung rugi.
“Dan kami meyakinkan seluruh masyarakat dan pedagang yang terlibat bahwa pemerintah betul-betul serius menyediakan stok dan mengendalikan harga. Kita akan pantau terus dengan melibatkan pemerintah provinsi sampai kabupaten dan kota,” tambah Enggar.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Selain Menhan dan Mendag, Rapat Koordinasi tersebut juga dihadiri seluruh jajaran Eselon I Kementan dan Kemendag. (T/R09/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng