Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Sudan menyesalkan peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terhadap Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di berbagai lokasi di Khartoum dan kota-kota lain, Sabtu (15/4).
Kedutaan Besar Sudan di Jakarta dalam keterangan pers yang diterima MINA, Rabu (19/4), menjelaskan, serangan itu awalnya menargetkan kediaman Kepala Dewan Kedaulatan yang terletak berdekatan dengan Markas Besar Angkatan Bersenjata (AFHQs).
Serangan itu ironisnya, terjadi pada hari yang sama pertemuan dijadwalkan antara Kepala Dewan Kedaulatan, Panglima Tertinggi, dan komandan RSF yang dengan jelas merupakan pelanggaran kepercayaan
Akibatnya, SAF menanggapi, berdasarkan tugas dan tanggung jawab nasional mereka untuk menjaga keamanan dan stabilitas di negara itu, untuk melawan serangan RSF.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
SAF berhasil menetralisir para pemberontak dan memaksa mereka untuk menyerah atau melarikan diri.
Sebagai akibat dari pemberontakan, Kepala Dewan Kedaulatan dan Panglima Tertinggi mengeluarkan dekrit untuk membubarkan RSF serta menyatakannya sebagai kekuatan pemberontak, melawan negara.
Menurut Kedubes Sudan, semua upaya mediasi nasional, regional dan internasional untuk meyakinkan kepemimpinan RSF untuk berintegrasi ke dalam Angkatan Bersenjata nasional tidak membuahkan hasil.
Kemlu Sudan juga menginformasikan, otoritas terkait telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi misi diplomatik yang terakreditasi di Khartoum. (R/RE1/P1)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)