Jakarta, MINA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga tahu dan tempe menjadi penyumbang inflasi terbesar ketiga di bulan Oktober 2022 ini setelah bensin dan beras.
Padahal tahu dan tempe selama ini menjadi sumber protein yang murah meriah bagi penduduk Indonesia.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional alias National Food Agency (NFA) menegaskan, stok kedelai di Indonesia nasional masih surplus hingga akhir Desember 2022.
Presiden RI Joko Widodo telah mengarahkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui perluasan lahan produksi kedelai, dan hasilnya dibeli dengan harga Rp 10.000 per kg.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Produsen tahu dan tempe di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dikabarkan tengah mogok produksi. Mogok produksi tersebut merupakan bentuk protes para produsen tahu dan tempe, imbas naiknya harga kedelai yang mengalami fluktuasi.
Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Jabar Zamaludin mengatakan, aksi mogok produksi itu telah disepakati melalui musyawarah yang dilakukan pada pekan lalu. (R/P2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas