KENYA DESAK PBB PINDAHKAN KAMP PENGUNGSI SOMALIA

Kamp Dabaab di timur Kenya menampung lebih 600 ribu pengungsi asal Somalia. (Foto: EPA)
Kamp Dabaab di timur menampung lebih 600 ribu pengungsi asal . (Foto: EPA)

Nairobi, 23 Jumadil Akhir 1436/12 April 2015 (MINA) – Pemerintah Kenya mendesak PBB untuk memindahkan perumahan Somalia di perbatasannya dalam waktu tiga bulan.

Ada lebih setengah juta pengungsi Somalia yang akan dipindahkan, sebagai bagian dari respon terhadap pembunuhan 148 orang baru-baru ini oleh kelompok bersenjata Somalia di Universitas Garissa, Kenya, awal April lalu.

Sebelumnya pemerintah Kenya menuduh pejuang Somalia bersembunyi di Kamp Dadaab di perbatasan timur, demikian Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (12/4).

“Kami telah meminta UNHCR untuk merelokasi para pengungsi dalam tiga bulan, jika gagal, kami yang akan merelokasi sendiri,” kata Wakil Presiden William Ruto.

“Jalan Amerika berubah setelah peristiwa 11 September, jalan Kenya akan berubah setelah (peristiwa) Garissa,” katanya, mengacu pada serangan Al-Shabaab di universitas Garissa.

Mohamed Adow Al Jazeera melaporkan dari Garissa, Ruto mengatakan langkah itu diperlukan untuk mengamankan perbatasannya dengan Somalia, Kenya telah gagal karena terhambat oleh kamp.

Menurut Ruto, kamp menampung lebih 600.000 pengungsi Somalia, lokasinya sekitar satu jam perjalanan dari kota Garissa.

Kamp pertama kali didirikan pada tahun 1991, ketika perang saudara pecah di negara tetangga Somalia, selama tahun-tahun berikutnya terus menerima gelombang pengungsi yang melarikan diri dari konflik dan kekeringan.

PBB membangun untuk pengungsi yang terdaftar di pemukiman penuh sesak itu, bangunan permanen seperti lapak, tenda, sekolah, klinik dan pusat-pusat komunitas.

Macharia Munene, profesor hubungan internasional di USIU-Afrika mengatakan, sekarang ada wilayah aman di Somalia, karena kelompok bersenjata Al-Shabaab telah dipukul mundur oleh pasukan Uni Afrika dalam beberapa tahun terakhir.

“Kenya berada dalam situasi darurat. Setiap negara memiliki kewajiban untuk menjaga rakyatnya,” katanya kepada Reuters.

Ruto mengatakan, Kenya telah mulai membangun dinding sepanjang 700-km (440 mil) dinding di sepanjang perbatasan dengan Somalia untuk mencegah para anggota Al-Shabab menyeberang.

“Kami harus mengamankan negara ini dengan biaya berapa pun, bahkan jika kami kehilangan bisnis dengan Somalia,” katanya.

Pada Selasa, pemerintah Kenya menutup 13 perusahaan pengiriman uang untuk memotong aliran dana yang diduga untuk pejuang. Ruto mengatakan, setiap bisnis yang berkolaborasi dengan Al-Shabab akan ditutup.

Al-Shabab telah menewaskan lebih 400 orang di Kenya dalam dua tahun terakhir, termasuk 67 selama pengepungan di mall Westgate Nairobi pada 2013, merusak pariwisata dan masuknya investasi.

Senin lalu, angkatan udara Kenya melancarkan serangan udara terhadap sasaran Al-Shabaab di Somalia, sebuah negara di mana militer Kenya terlibat melawan kelompok bersenjata selama beberapa tahun. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0