Yangon, 20 Rabi’ul Awwal 1438/20 Desember 2016 (MINA) – Kepada 10 Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang hadir di Yangon, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi memberitahukan upaya pemerintah untuk memberikan bantuan kepada kedua komunitas di Negara Bagian Rakhine yang bergolak.
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Penasehat Negara Myanmar pada Senin (19/12), Suu Kyi mengungkapkan, bantuan pemerintah akan diberikan kepada komunitas Muslim Rohingya dan komunitas etnis Buddha Rakhine yang terkena dampak kekerasan.
Suu Kyi secara singkat menjelaskan situasi di Negara Bagian Rakhine yang bermasalah, wilayah tempat berlakunya operasi militer kontroversial sejak terjadinya serangan mematikan di pos penjaga perbatasan pada 9 Oktober 2016.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Retret yang digagas oleh Pemerintah Myanmar bertujuan memberi tahu kepada sesama anggota keluarga ASEAN upaya Myanmar dalam menjamin perdamaian, keamanan, dan pembangunan di Negara Bagian Rakhine,” kata pernyataan itu. Demikian Radio Free Asia memberitakan yang dikutip MINA.
Suu Kyi menegaskan bahwa Pemerintah Myanmar berkomitmen untuk menyelesaikan krisis Rakhine, tetapi membutuhkan waktu dan menekankan pentingnya mengatasi perbedaan di antara anggota ASEAN melalui konsultasi yang ramah. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina