Oleh: Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Jakarta, Indonesia
Sejak tahun 1976, Taiwan dan Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral pertanian. Kerja sama ini telah menginjak usia 45 tahun.
Selama 45 tahun terakhir, Misi Teknik Pertanian Taiwan (Taiwan Technical Mission, TTM) telah mengunjungi berbagai wilayah dan pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Bali, dan Sulawesi.
Misi Teknik Pertanian Taiwan juga telah mengirimkan puluhan teknisi ke Indonesia.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Selain mengajarkan petani teknik dan pengetahuan budidaya perikanan, budidaya padi dan hortikultura, TTM juga memperkenalkan varietas baru dan tanaman baru dari Taiwan seperti edamame, bawang putih, semangka tanpa biji, jambu kristal, dan asparagus, mengembangkan pare putih dan budidaya sayuran organik seperti metode akuaponik.
Pada saat yang sama juga turut membantu pembangunan cold storage benih, stasiun penelitian peternakan dan lain sebagainya, serta menyelenggarakan seminar untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam bidang pertanian.
Dalam beberapa tahun terakhir, Misi Teknik Pertanian Taiwan telah memperkenalkan rumah kaca pintar, sistem penelusuran riwayat produksi dan pemasaran, sistem pemeriksaan residu pestisida, sistem pasokan dan pemasaran sayuran, panduan teknik budidaya dan teknik baru lainnya.
Mereka juga menjalankan proyek-proyek kerja sama penting diantaranya Proyek “Satu Desa Satu Produk” (OVOP), “Manajemen Usaha Pertanian Bogor”, “Proyek Produksi dan Pemasaran Boyolali”, “Proyek Yogyakarta” untuk memperkenalkan jenis jamur dan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, “Proyek Produksi varietas Kedelai Berkualitas Tinggi.”
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kemudian “Proyek Pengembangan Fungsi Ganda Daging dan Susu Kambing”, “Proyek Budidaya Ikan Bernilai Ekonomi Tinggi”, “Proyek Surabaya dan Daerah Jawa Timur” dalam rangka mempromosikan pertanian ternak pada lahan miring, konservasi tanah dan air serta puluhan proyek kerja sama lainnya untuk membantu petani lokal.
Sejak Mr. John C. Chen resmi menjabat sebagai Kepala TETO (Taipei Economic and Trade Office) di Indonesia pada 2016 lalu, dia terus berupaya menjalin kerja sama dengan sektor pertanian di Indonesia.
Bentuk kerja sama yang telah terjalin selama ini antara lain: kerja sama dengan Universitas Hasanuddin dalam “Proyek Pengembangan Benih Padi Unggul” di Sulawesi Selatan (Tahap 1 dan Tahap 2), mendorong kerja sama di wilayah Bandung dalam “Proyek Penguatan Pembudidayaan dan Pengembangan Usaha Pertanian di Wilayah Bandung”,
Selain itu bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang dalam “Proyek Budidaya Hortikultura Wilayah Karawang” dan “Proyek Percontohan Kawasan Pertanian Terintegrasi Wilayah Karawang” dengan luas 1.000 hektar.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Upaya kerja sama pertanian tersebut juga dengan mengirimkan pakar dari Taiwan untuk memberikan bimbingan teknik dalam pemanfaatan sumber daya air untuk sistem irigasi, menanam padi, ekonomi tinggi, peternakan bebek dan teknik lainnya, membantu pembangunan dan pengelolaan organisasi petani.
TTM juga telah mengadakan lebih dari 300 seminar bidang pertanian dimana sekitar tiga puluh ribu petani Indonesia telah menerima manfaat secara langsung, sehingga pendapatan petani lokal telah meningkat sebesar 20%.
Proyek Percontohan Kawasan Pertanian Terintegrasi Wilayah Karawang
Pada 2017, pemerintah Indonesia menyampaikan ide untuk bekerja sama dalam hal pemanfaatan fasilitas sumber daya air.
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Atas upaya dukungan dari Kepala TETO, John C. Chen dan pakar sumber daya air Taiwan melakukan beberapa survei ke Indonesia, maka ditentukan Kabupaten Karawang Utara yang dikenal dengan sebutan lumbung padi nasional sebagai tempat untuk melaksanakan kerja sama pemanfaatan sumber daya air untuk sistem irigasi.
Kepala TETO Mr. Chen menyampaikan ide “Kerja sama Taiwan – Indonesia dalam Proyek Percontohan Kawasan Pertanian Terintegrasi”, dimana dalam kerja sama tersebut terdiri dari lima program utama yaitu: pemanfaatan sumber daya air untuk sistem irigasi, peningkatan jumlah produksi padi, produksi hortikultura, industri peternakan, dan organisasi petani; yang dilakukan pada lahan seluas 1.000 hektar.
Atas bantuan dari pakar Taiwan, saat ini bendungan pengendali kecil dan 42 buah pintu air telah selesai dibangun, dengan luas pemanfaatan fasilitas sumber daya air mencapai 400 hektar.
Keberhasilan pembangunan fasilitas sumber daya air sangat membantu proses produksi padi. Warga Kabupaten Karawang dengan senyum sumringah menyampaikan bahwa setelah adanya bantuan dari pakar Taiwan dalam pembangunan fasilitas sumber daya air dan pengerukan.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
Kondisi banjir yang menyebabkan padi terendam di musim hujan sangat berkurang, air dapat diperoleh melalui proses drainase pada musim kemarau dan tidak perlu khawatir akan kekurangan air, bahkan dapat menggunakan mesin penyedot air untuk memperoleh air, sehingga mengurangi biaya produksi petani secara signifikan.
Saat ini, petani di Karawang menggunakan metode pembibitan dan budidaya padi yang diajarkan oleh Misi TTM dimana penanaman bibit menjadi lebih teratur, sehingga sangat membantu dalam upaya mekanisasi pertanian di masa depan.
Kandang bebek modern yang dirancang oleh pakar Komite Pertanian Taiwan tidak hanya membuat pemeliharaan bebek menjadi lebih efisien, namun juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan higenis.
Setelah dilakukan pembaharuan kandang bebek, satu unit kandang dapat memelihara 1.200 ekor bebek, yang berarti enam kali lipat lebih banyak dari kandang bebek tradisional.
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Dalam rangka menjalankan “Proyek Hortikultura Karawang”, Misi Teknik Pertanian Taiwan bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kementerian Pertanian Indonesia untuk melakukan pengujian terhadap penanaman tanaman baru.
Saat ini telah dibudidayakan dan didistribusikan 151.983 bibit asparagus berkualitas tinggi, 64.000 tray semai bibit sayuran dan bibit sayuran campuran, menyelesaikan panduan teknik budidaya edamame, asparagus, bawang merah, kubis musim panas dan musim gugur, okra, terong dan cabai, serta memberikan teknik pengomposan. Sejauh ini, sebanyak 92.500 kg pupuk telah diproduksi.
Atas bimbingan dari Misi Teknik Pertanian Taiwan, petani wilayah Loji Karawang menanam edamame dan asparagus, sehingga pendapatan rata-rata petani meningkat sebesar 110%.
Petani wilayah Jayakerta Karawang menanam kembang kol, terong, zukini, oyong, pare, labu air dan sayuran berdaun dengan usia panen singkat, sehingga pendapatan rata-rata petani juga meningkat sebesar 25%.
Baca Juga: Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Kemenlu: Melalui Negara Ketiga
Setelah diberikan bimbingan, Wilayah Loji dan Wilayah Jayakerta masingmasing membentuk koperasi untuk dapat mengarahkan manajemen lapangan, pengelolaan pasar dan pelatihan manajemen pembukuan, serta membuka rekening untuk operasional pertanian, sehingga dapat membentuk korporasi pertanian Karawang yang mempunyai daya saing pasar kuat dengan manajemen berbasis modern di masa depan.
Pada tahun 2021, Misi Teknik Pertanian Taiwan telah membangun tempat demonstrasi pengumpulan pengemasan sayuran di Kabupaten Karawang dan rumah kaca pintar yang dirancang oleh Taiwan, dan dalam waktu dekat akan memperkenalkan metode pertanian cerdas berbasis teknologi yang digunakan oleh Taiwan.
Dengan adanya bimbingan dari Misi Teknik Pertanian Taiwan ini, Karawang diyakini akan menjadi pusat pemasaran pertanian yang modern.
Pertanian merupakan fondasi negara Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan bidang pertanian juga merupakan salah satu tujuan penting dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Muhammadiyah Punya Komitmen Dukung Perbankan Syariah
Hubungan persahabatan Taiwan dan Indonesia yang telah terjalin selama 45 tahun akan membuat Taiwan terus berupaya memperkuat hubungan kerja sama bilateral sektor pertanian untuk kedepannya.(AK/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres Harapkan Peran Otonomi Daerah Majukan Ekonomi Syariah