Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kerugian ekonomi akibat gempa bumi berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (5/8) mencapai Rp 1 triliun.
“Kerugiannya kita hitung di lima sektor. Permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Senin (6/8).
Sutopo mengatakan, pada gempa sebelumnya yang berkekuatan 6,4 skala richter di NTB, kerugian ekonomi sementara mencapai Rp 414 miliar.
“Data sementara kerugian ekonomi saat gempa 6,4 skala richter itu Rp 414 miliar. Apalagi ditambah dengan gempa 7 skala richter, kerugiannya pasti besar di atas Rp 1 triliun,” ujarnya.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Namun demikian, kata Sutopo, BNPB belum merilis jumlah pasti berapa kerugian akibat dua gempa bumi yang melanda NTB dalam sepekan terakhir.
“Tetapi pastinya berapa, nanti BNPB pasti hitung. Dampaknya kerugian ekonomi termasuk kebutuhan untuk recovery nantinya. Jadi tetap kita hitung berapa kebutuhan kita untuk merehabilitasi rekonstruksi dari kerusakan yang terjadi,” katanya.
Menurut data yang disampaikan BNPB, gempa berkekuatan 7 skala richter mengakibatkan 91 orang meninggal dunia, 209 orang luka-luka, lebih dari seribu rumah porak poranda, dan ribuan warga masih berada di tempat pengungsian. (L/R06/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini