Minsk, Belarusia, 25 Dzulqa’dah 1435/20 September 2014 (MINA) – Delegasi pembicaraan damai Ukraina telah sepakat menciptakan zona penyangga untuk memisahkan pasukan pemerintah dan pejuang pro-Rusia, serta menarik para pejuang asing dan senjata berat dari daerah konflik di Ukraina Timur.
Kesepakatan dicapai lebih awal hari Sabtu (20/9) oleh perwakilan Ukraina, Rusia, separatis yang didukung Moskow dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menandai upaya menambah substansi perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani pada 5 September, tetapi sering rusak oleh bentrokan.
Kesepakatan baru ditandatangani setelah pembicaraan hingga larut malam di Minsk, ibukota Belarusia, untuk mendirikan zona penyanggah sejauh 30 kilometer, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Mereka mengatakan setelah pembicaraan bahwa semua senjata berat harus ditarik dari zona itu. Para perunding juga mencapai kesepakatan tentang penarikan semua pejuang asing dan tentara bayaran.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Ukraina dan Barat telah menuduh Rusia memicu pemberontakan di wilayah yang sebagian besar berbahasa Rusia, provinsi Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur, dengan memasok senjata dan tentara.
Namun Moskow telah membantah dengan mengatakan bahwa warga Rusia yang bergabung dalam pemberontakan, dilakukan sebagai warga negara pribadi.
Duta Besar Rusia untuk Ukraina, Mikhail Zurabov, yang mewakili Moskow pada pembicaraan, mengatakan bahwa orang-orang yang disebut “tentara bayaran” ada di kedua pihak.
Dia mengatakan bahwa OSCE harus mengontrol penarikan pejuang asing. Heidi Tagliavini, utusan OSCE dalam pembicaraan, mengatakan bahwa kelompok monitor akan dikerahkan ke zona penyanggah untuk memantau kesepakatan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Parlemen Ukraina pekan ini mengesahkan undang-undang yang memberikan otonomi luas ke daerah-daerah yang dikuasai oleh pemberontak, termasuk kewenangan untuk mengadakan pemilihan lokal dan membentuk kepolisian sendiri.
Alexander Zakharchenko, pemimpin pemberontak di Donetsk, mengatakan bahwa Ukraina dan oposisi memiliki banyak penafsiran hukum dan pembicaraan harus terus dilanjutkan. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas