Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketegangan Kashmir Meningkat saat Kunjungan Modi

Rudi Hendrik - Senin, 3 April 2017 - 17:47 WIB

Senin, 3 April 2017 - 17:47 WIB

332 Views

Perdana Menteri India Narendra Modi di Terowongan Chenani-Nashri. (Foto: dok. The Time of India)

Perdana Menteri India Narendra Modi di Terowongan Chenani-Nashri. (Foto: dok. The Time of India)

 

Kashmir, 6 Rajab 1438/3 Maret 2017 (MINA) – Ketegangan di Jammu dan Kashmir kian meningkat dengan terjadinya kerusuhan di saat kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke negara bagian itu.

Kerusuhan dipicu setelah pembunuhan terhadap tiga pemuda Kashmir tak bersenjata oleh pasukan keamanan India.

Wilayah sengketa ini telah dilanda aksi mogok massal selama beberapa hari, saat warga memprotes pembunuhan warga sipil baru-baru ini.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Tiga pemuda itu tewas pada Selasa, 28 Maret lalu di Chadoora, Distrik Budgam, yang kemudian memicu protes kekerasan.

Warga menyalahkan pemerintah New Delhi karena gagal menahan pasukannya yang “senang” memicu konflik.

Kondisi normal pada hari Ahad (2/4) di Kashmir berubah tegang kembali karena adanya penembakan dari kelompok militan Kashmir terhadap keamanan. Demikian Alwaght.com memberitakan yang dikutip MINA.

Militan menentang kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke negara bagian itu.

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Hari ini Modi mengunjungi Jammu untuk meresmikan Terowongan Chenani-Nashri sepanjang 9,2 km.

Pemisahan India dan Pakistan oleh penjajah Inggris pada tahun 1947 menyebabkan munculnya konflik Kashmir.

Selama era kolonial, Inggris menunjuk penguasa Hindu di wilayah mayoritas Muslim tersebut.

Pada saat kemerdekaan, Kashmir diharapkan secara otomatis akan menjadi bagian dari Pakistan berdasarkan warganya yang mayoritas Muslim. Tapi maharaja Hindu yang berkuasa saat itu menolak bergabung dengan Pakistan, tapi ia ingin bergabung dengan India, mulai saat itulah konflik dimulai dan berlanjut hingga sekarang. (T/RI-1/B05)

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam