Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Sains Membenarkan Al-Qur’an: 7 Fakta Dunia Akan Berakhir

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Dunia sering kali terlihat kokoh dan abadi, namun sejatinya ia hanyalah tempat persinggahan sementara. (foto: ig)

MEMANG tidak bisa dipungkiri setiap manusia memerlukan dunia karena memang di dunia ini tempat untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Hanya saja tak sedikit sebagian manusia yang melihat dunia seolah ia adalah kehidupan segalanya. Padahal dalam Islam cara memandang dunia tentu ada batasan yang mesti menumbuhkan kesadaran ruhiyah dalam melihat dunia.

Dunia sering kali terlihat kokoh dan abadi, namun sejatinya ia hanyalah tempat persinggahan sementara. Ilmu pengetahuan modern dan wahyu Ilahi sama-sama menegaskan bahwa dunia tidak kekal. Alam semesta ini memiliki awal, sedang berjalan menuju perubahan, dan pada akhirnya akan berakhir.

Inilah yang membuktikan bahwa kehidupan dunia hanyalah sebentar jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang abadi. Berikut 7 fakta yang menunjukkan bahwa dunia ini sifatnya sementara.

Fakta 1: Alam semesta memiliki awal. Para ilmuwan mengakui bahwa alam semesta ini bermula dari Big Bang, sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Fakta ini selaras dengan firman Allah,

Baca Juga: Zuhud, Seni Mengatur Dunia untuk Meraih Surga

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…” (Qs. Al-Anbiya: 30).
Jika ada awal, pasti ada akhir.

Fakta 2: Dunia terus mengalami perubahan. Segala sesuatu di dunia ini bersifat dinamis: gunung terkikis, sungai bergeser, iklim berubah, bahkan daratan pun terus bergerak karena pergeseran lempeng bumi. Allah Ta’ala menegaskan,

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (Qs. Ar-Rahman: 26).

Fakta 3: Tubuh manusia fana. Secara ilmiah, tubuh manusia hanya bisa bertahan puluhan tahun. Sel-sel terus menua dan organ perlahan melemah. Sains menyebutnya sebagai proses aging yang tak terelakkan. Al-Qur’an menggambarkan,

Baca Juga: Syirik Tersembunyi: Musuh Iman yang Tak Terlihat tapi Mematikan

وَمَن نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ

“Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (lemah)…” (Qs. Yasin: 68).

Fakta 4: Kehidupan dunia penuh keterbatasan waktu. Bumi berotasi dan berevolusi, menciptakan siang dan malam, serta pergantian musim. Semuanya menunjukkan bahwa dunia diatur oleh waktu yang terbatas. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang terbawa olehnya.” (HR. Muslim).

Fakta 5: Alam semesta menuju kehancuran. Ilmuwan berbicara tentang heat death (kematian panas) alam semesta, yaitu saat energi habis dan semua bintang mati. Al-Qur’an telah menyebutkan lebih dahulu,

يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ

“Pada hari itu Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.” (Qs. Al-Anbiya: 104).

Baca Juga: Karakteristik Hizbullah

Fakta 6: Harta benda tidak abadi. Secara ilmiah, semua benda mengalami degradasi. Besi berkarat, kayu lapuk, emas bisa pudar, bahkan teknologi modern cepat usang. Allah Ta’ala menegaskan,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ…

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling bermegah di antara kalian…” (Qs. Al-Hadid: 20).

Fakta 7: Kehidupan dunia sebentar jika dibanding akhirat. Sains mengajarkan tentang relativitas waktu. Apa yang kita anggap lama di dunia, di hadapan akhirat hanyalah sekejap. Al-Qur’an menegaskan,

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا

“Pada hari mereka melihat kiamat, seakan-akan mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan hanya sebentar pada siang hari.” (Qs. An-Nazi’at: 46).

Baca Juga: Lisanku Terjaga, Hatiku Bahagia: 10 Hikmah Dzikir yang Menyelamatkan

Tujuh fakta ilmiah ini menjadi saksi bahwa dunia hanyalah fase sementara. Ia tidak diciptakan untuk abadi, melainkan hanya sebagai ladang ujian. Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Dia yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian siapa di antara kalian yang terbaik amalnya.” (Qs. Al-Mulk: 2).

Bila kita sadar dunia ini sementara, maka seharusnya kita tidak terlena. Hidup ini ibarat perjalanan singkat. Rasulullah SAW bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang pengembara.” (HR. Bukhari). Seorang pengembara tidak akan membangun rumah megah di jalan, karena ia tahu tujuannya bukan di situ.

Dunia hanyalah jalan menuju akhirat. Jika kita menjadikan dunia sebagai tujuan, kita akan kecewa, karena semuanya sirna. Namun jika kita menjadikannya sebagai sarana menuju Allah, maka dunia akan bernilai. Harta menjadi sedekah, waktu menjadi ibadah, dan ilmu menjadi cahaya.

Baca Juga: Ketika Lobi Yahudi Mulai Rapuh

Ironisnya, banyak manusia terbuai oleh dunia. Mereka lupa bahwa semua yang dimiliki hanyalah titipan. Jabatan bisa lepas, harta bisa habis, kecantikan bisa pudar, kesehatan bisa hilang, bahkan nyawa pun bisa pergi kapan saja. Inilah yang membuat dunia disebut sebagai fatamorgana.

Jika dunia sementara, maka akhiratlah yang kekal. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau saja mereka mengetahui.” (Qs. Al-‘Ankabut: 64).

Maka mari kita gunakan dunia ini untuk menanam amal yang kekal. Jangan sampai kita tertipu oleh fatamorgana dunia. Jadikan hidup ini sebagai bekal menuju akhirat. Karena dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah selamanya.[]

Baca Juga: Jangan Remehkan Kekuatan Doa Orang-orang Lemah

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Ketika Nabi Ibrahim Alaihi Salam di Palestina

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Edu
Indonesia