Jakarta, 10 Syawal 1437/15 Juli 2016 (MINA) – Khalayak dunia dan tak ketinggalan juga Indonesia saat ini tengah di dalam kehebohan game berbasis aplikasi android yakni Pokémon GO, yang baru dirilis bulan Juli 2016, tapi telah langsung ramai dimainkan oleh banyak orang termasuk anak-anak.
Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh ikut berkomentar soal game ini. Menurutnya, unsur pendampingan, dan kontrol orang tua harus ada agar permainan-permainan yang sejenis itu tidak mencelakakan dan juga tidak membahayakan, kalau ada unsur menghibur dan edukasi itu lebih baik.
“Harus ada kontrol dari orang tua, jangan sampai kemudian melalaikan belajar, kemudian ngejar ke sana ke mari sampai ketabrak mobil. Ini mungkin juga, karena asyik dengan online tiba-tiba ada pokemon di sebelah sana dia lari. Jika memunculkan dampak negatif, itu yang harus dicegah,” ujar Ni’am Sholeh saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di bilangan Jakarta Pusat, Jumat, (15/7).
Bagi KPAI, katanya, yang menjadi indikator blokir konten permainan adalah didasarkan pada soal tingkat bahaya bagi anak, seperti konten pornografi, konten yang berisi kekerasan, yang berisi LGBT, dan hal-hal lain yang terlarang hukum.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Menurutnya jika konten aman dari sisi anak, tinggal kembali kepada orang tua bahwa penting sekali untuk mengkontrol dan mendampingi.
Ia mengatakan bahwa menanamkan nilai-nilai agama itu juga sangat penting. “Salah satu variabel utama di samping memastikan nilai agama, membangun kesadaran, juga kontrol. Kapan dia bermain, belajar dan beristirahat. Itu peran orang tua dan lingkungan sekitar, orang tua, saudara terdekat, dan lingkungan sekitar yang juga bertanggung jawab untuk mewujudkan kondisi kondusif tumbuh kembang anak,” kata Ni’am Sholeh.
Ni’am menambahkan bahwa saat ini yang hilang dalam keluarga adalah kehangatan, komunikasi, dan juga kontrol, ketika orang tua merasa telah memenuhi kebutuhan anak secara materi, mereka berfikir itu sudah cukup, tidak ada kontrol yang bersifat fisik dan hubungan batin.
“Ketiadaaan hubungan batin merenggangkan hubungan anak kepada orang tua, padahal anak sejatinya membutuhkan kasih sayang. Ketika tidak mendapat kasih sayang dari orang tua, dia melampiaskannya kepada orang lain, seperti teman dekat, bahkan pada game yang ia mainkan. Jadi kontrol itu penting,” tutupnya. (L/M09/P2)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)