Ketua Parlemen Mesir Puji Hitler

Kairo, MINA – Ali Abdel-Al memuji Adolf dalam komentar yang secara luas dianggap sebagai pembanding antara diktator Jerman itu dan Presiden Abdel Fattah El-Sisi.

Pada sesi legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat kemarin, Abdel-Al mengatakan, “Orang-orang berdiri bersatu di belakang kepemimpinan politik … Kami tidak mampu membayar kemewahan perselisihan. Membangun negara di masa-masa transisi membutuhkan tindakan keras … karena selama masa inilah lembaga-lembaga dan infrastruktur dibangun.” Seperti dikutip dari Anadolu.

Dia melanjutkan, “Tidak ada prospek bagi negara mana pun tanpa infrastruktur. Hitler memiliki kesalahannya. Namun perluasannya ke timur dan barat dimungkinkan oleh infrastruktur yang telah diletakkan, infrastruktur yang berlanjut ke lokomotif yang telah menjadikan Jerman negara tingkat pertama seperti sekarang ini.”

Dalam sebuah unggahan Facebook, Profesor Cambridge Khaled Fahmy mengatakan, pengumuman itu tidak hanya mengungkapkan ketertarikan rezim dengan Hitler, tetapi juga apa yang dipikirkannya tentang hak-hak dasar dan supremasi hukum.

Hitler bertanggung jawab atas Holocaust dan kematian 11 juta nonkombatan. Antara 1933 dan 1945, Nazi Jerman, bersama dengan sekutunya, mendirikan lebih dari 44.000 kamp konsentrasi.

Peristiwa Nazi menjadi pengingat yang mengerikan tentang barbarisme yang dihadapi orang-orang Mesir.

Perbandingan itu mengundang kecaman luas, termasuk dari Ziad Abdel Tawab, Wakil Direktur Institut Studi Hak Asasi Manusia Kairo yang mengatakan, hal itu menimbulkan pertanyaan baru atas dukungan Presiden AS Trump terhadap Sisi.

Sementara itu, pengacara Mesir Nour Farahat, yang mewakili juru bicara  mantan kepala staf militer Sami Anan, Hazem Hosni, yang ditahan mengatakan bahwa komentar itu akan berdampak negatif pada hubungan Mesir dengan Uni Eropa.

Pada bulan Desember 2011, mantan penasihat urusan moral untuk angkatan bersenjata dan anggota dewan militer yang berkuasa saat itu, Mayor Jenderal Kato mengatakan, para pemrotes yang berkemah di Lapangan Tahrir menuntut diakhirinya kekuasaan militer.

Pengadilan Mesir mengeluarkan denda 10.000 pound Mesir ($ 613) untuk mantan perwira itu. (T/RS3/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.