Bogor, Jakarta, 28 Jumadil Awwal 1437/8 Maret 2016 (MINA) –Ustadz Wahyudi KS, khatib shalat gerhana matahari di Masjid At-Taqwa Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, mengatakan, bahwa adanya gerhana merupakan sunnatullah, tanda kekuasaan Allah.
“Gerhana matahari atau bulan adalah bukti adanya sunnatullah, tanda kekuasaan Allah,” ujar Wahyudi di hadapan jamaah shalat gerhana, dari kalangan warga setempat, mahasiswa dan santri Al-Fatah, Rabu sekitar jam tujuh pagi WIB.
Ia mengingatkan, semua makhluk adalah faqir dan lemah dihadapan-Nya. Tidak ada yang patut disombongkan dibanggakan.
“Kita mesti menyadari bahwa kenikmatan dunia berupa harta, tahta, gelar, pupolaritas dan lainnya adalah fana. Semua itu akan rusak dan akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita. Oleh sebab itu, wajib kita sembah Allah degan sebenar-benar takwa”, ujarnya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Ia juga menyampaikan peringatan Nabi, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” Seraya mengutip hadits Nabi.
Ia mengajak umat Muslim untuk senantiasa beristighfar, bertaubat atas segala kesalahan dan dosa, bertakbir mengagungkan Allah, serta memperbanyak bersedekah sebagai wujud kesadaran, bahwa harta hanyalah titipan.
Pantauan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), jama’ah di lingkungan Pesantren Al-Fatah yang melihat gerhana juga melangsungkan shalat gerhana di masjid-masjid setempat, seperti di Jabodetabek, Bandung, Palembang, Lampung, Batam, Samarinda, Surabaya, hingga Melaka (Malaysia). (L/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina