Khazin Munir Seniman Otodidak Kashmir yang Karya Seninya Hit di Instagram

Khazin Munir. (Foto: dok. Muslim Mirror)

Di dunia kontemporer, sebagian besar kaum muda akan membuat alasan untuk tetap menganggur. Tapi tidak dengan Khazin Munir, yang meskipun menjadi mahasiswa doktoral di bidang hukum, dia mencari nafkah melalui kaligrafi, bentuk seni dan kerajinan lainnya.

Munir, seorang wanita seniman otodidak dari Srinagar. Dia pemilik usaha ‘KAAMEKAAR’. Dengan bangga dia tampilkan di halaman Instagram, di mana dia memamerkan keterampilan artistiknya dalam kaligrafi, hiasan dinding, payung, kangri yang disesuaikan, dll. Itu menarik banyak orang untuk menjadi pelanggan online dari karya seninya.

Dia mengatakan KAAMEKAAR lebih merupakan hasrat daripada halaman media sosial sederhana baginya. Ketika dia memulai halaman, dia tidak terlalu berharap itu akan berhasil, tetapi keterampilan artistiknya telah menarik banyak orang.

“Saya sangat beruntung memiliki penonton yang selalu mengagumi saya, mendukung saya dan mencintai saya. Saya memulainya sebagai halaman untuk kaligrafi, tetapi lambat laun menjadi halaman multi-seni di mana Anda dapat menyesuaikan kaligrafi, hiasan dinding, karangan bunga cokelat, seni kuku dan benang, kantong kertas khusus, pembungkus kado, karya seni jarum, keranjang barang kecil, custom kangris dll,” ujarnya.

“Pada dasarnya, jika Anda ingin memberikan sesuatu yang berbeda kepada seseorang atau menginginkan sesuatu yang istimewa untuk diri Anda sendiri, kami mendukung Anda,” tambah Munir.

Munir yang berasal dari daerah Sanat Nagar di Srinagar, saat ini sedang mengejar gelar PhD di bidang hukum dari University of Kashmir. Dulu, seni hanyalah hobi baginya. Ketika dia memulai halaman Instagram-nya tiga tahun lalu, dia sibuk menyelesaikan masternya.

Dia mengatakan, halaman itu dimulai atas dasar metode hit and trial. Kakak-kakaknya menekannya untuk melakukannya, karena mereka ingin melihat tanggapan masyarakat umum. Dalam beberapa hari setelah meluncurkan halaman tersebut, Munir mendapatkan pesanan pertamanya dan sejak itu tidak pernah melihat ke belakang.

Seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa hobinya itu membuat dirinya terbebas dari stres dan melupakan berbagai tantangan dalam hidup.

“Seni bagi banyak orang hanyalah coretan di atas kertas atau hanya sebuah gantungan di dinding, tetapi bagi saya seni adalah kekuatan, media ekspresi, kebahagiaan, kesempurnaan, dan cara hidup,” ujarnya.

Munir menyelesaikan sekolahnya dari Sekolah Biara Presentasi sampai kelas 10 dan kemudian dari Sekolah Mallinson sampai kelas 12.

Dia tidak memiliki hasrat untuk seni di masa sekolahnya, tetapi seiring berjalannya waktu dia mulai mengembangkan kesukaan khusus pada bentuk kreatif.

“Saya tidak terlalu artistik di sekolah, tetapi seiring berjalannya waktu, kepribadian saya mengarah ke dunia luar. Ketika saya sedang melakukan BA LLB saya, saya sering mengikuti banyak kompetisi, baik tingkat negara bagian maupun nasional. Saya memenangkan banyak hadiah, termasuk beberapa uang tunai juga. Saya telah mewakili Universitas Kashmir dalam banyak kompetisi antaruniversitas di tingkat nasional,” katanya.

Munir berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya pensiun sebagai kepala arsitek Kashmir. Kakaknya juga seorang arsitek.

“Saya tidak pernah berpikir untuk melakukan bisnis kecil-kecilan atau memulai sesuatu seperti ini, karena saya tidak memiliki latar belakang bisnis. Tapi takdir menyimpan hal-hal berbeda untuk saya, dan saya sangat senang untuk itu,” katanya.

Munir mendapat inspirasi dari orangtuanya.

“Saya telah melihat ayah saya bekerja siang dan malam, membuat desain unik untuk kliennya. Dia adalah pionir dalam profesinya dan saya hanya ingin mengadaptasi mekanisme yang telah dia ciptakan untuk dirinya sendiri. Saya menarik banyak motivasi darinya,” katanya.

Munir yang selama ini telah mengerjakan beberapa proyek, mengatakan, setiap proyek menarik dan istimewa baginya.

Namun, dekorasi pernikahan temannya, yang memiliki payung, potlis nikah, latar belakang, nampan mehndi dll, seni paku dan benang di kantor ayahnya, serta seni mandala di dinding setinggi 12 kaki adalah beberapa karya seninya yang sangat dekat dengan hatinya.

Dia juga mengatakan bahwa digitalisasi telah membuat segalanya menjadi mudah dan dapat diakses.

“Dengan satu klik tombol, seseorang sekarang dapat memesan barang apa pun. Ini memberikan platform kepada pembuat konten dan seniman untuk memamerkan karyanya, mendapatkan apresiasi dan yang terakhir, mendapatkan mata pencaharian karena peluang kerja sangat sedikit sekarang,” katanya.

“Setelah tiga tahun kerja keras terus-menerus, orang-orang mulai mengenali halaman Insta saya. Saya menerima begitu banyak pesanan dari orang-orang sekarang. Beberapa memuji pekerjaan saya, sementara beberapa memuji kesabaran saya. Saya merasa senang menerima pesan-pesan seperti itu, yang memotivasi saya untuk bekerja lebih keras untuk meningkatkan keterampilan saya,” pungkas Munir. (AT/RI-1/P2)

 

Sumber: Muslim Mirror

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.