Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
Khutbah Jumat kali ini mengambil judul mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah tamu istimewa yang selalu dinanti oleh setiap orang beriman. Bulan Ramadhan menawarkan kesempatan yang tak ternilai agar orang-orang beriman bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, meraih berkah, rahmat dan ampunan-Nya.
Sebagaimana tamu yang istimewa, bulan Ramadhan perlu disambut dengan persiapan yang matang agar kita dapat meraih keutamaan-keutamaannya secara maksimal.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Melaksanakan Syariat Islam Secara Kaffah
Persiapan menyambut Ramadhan bukan sekadar soal fisik, tetapi lebih esensi adalah persiapan mental, pikiran, hati dan jiwa menyonsong hadirnya tamu istimewa.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Khutbah ke-1:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hikmah Perpindahan Arah Kiblat
إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang terus menerus mengalir kepada kita semua.
Saat ini kita berada di pertengahan bulan Sya’ban. Beberapa hari mendatang kita akan memasuki bulan istimewa, yang ditunggu-tunggu insan beriman, bulan penuh keberkahan, rahmat dan ampunan, yakni bulan suci Ramadhan.
Maka, mari kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk menyambut datangnya bulan mulia ini. Kita berdoa kepada Allah Ta’ala kiranya Dia Yang Maharahman, menyampaikan umur kita bisa menikmati ibadah-ibadah yang berlimpah pahala dan berkah, di bulan suci Ramadhan nanti.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Kemenangan Palestina dan Isra Mi’raj
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul “Isyarat Kebebasan Baitul Maqdis dan Palestina.” Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat ke-183:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة [٢]: ١٨٣)
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.”
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hikmah di Balik Musibah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhahu mendefinisikan takwa adalah:
اَلْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ، وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيلِ، وًالْقَنَاعَةُ بِاْلقَلِيلِ، وَالْاِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيلِ
“Taqwa adalah takut kepada Allah Yang Mahamulia, beramal dengan wahyu yang diturunkan, ridha dengan rezeki yang sedikit, dan mempersiapkan diri untuk hari perjalanan panjang ke akhirat.
Sementara Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan bahwa tujuan dari puasa adalah membentuk pribadi bertakwa, karena dengan puasa seseorang mampu menahan diri dari hal-hal yang diharamkan, meningkat keikhlasannya dalam beribadah dan melatih kesabaran dalam menghadapi setiap ujian.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Isra Mi’raj dan Solidaritas Palestina
Takwa merupakan bekal terbaik seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia, dan menjadi jalan keselamatan menuju kehidupan yang abadi di akhirat, sebagaimana firman-Nya:
,…وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (البقرة [٢]: ١٩٧)
“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah [2]: 197)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Hikmah Shalat Berjamaah
Bulan Ramadhan adalah tamu istimewa yang selalu dinanti oleh setiap orang beriman. Bulan Ramadhan menawarkan kesempatan yang tak ternilai agar orang-orang beriman bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, meraih berkah, rahmat dan ampunan-Nya.
Sebagaimana tamu yang istimewa, bulan Ramadhan perlu disambut dengan persiapan yang matang agar kita dapat meraih keutamaan-keutamaannya secara maksimal.
Persiapan menyambut Ramadhan bukan sekadar soal fisik, tetapi lebih esensi adalah persiapan mental, pikiran, hati dan jiwa menyonsong hadirnya tamu istimewa.
Beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan antara lain:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Shalat Sebagai Sarana Pembentukan Kedisiplinan
Pertama: Mengucapkan tahni’ah atas kedatangannya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ (رواه التبرانى)
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan puasa membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR Ath-Thabrani).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Isyarat Kebebasan Baitul Maqdis dan Palestina
Kedua: melaksanakan ru’yatul hilal.
Rukyatul hilal adalah proses pengamatan (observasi) terhadap penampakan hilal saat matahari tenggelam di akhir bulan hijriyah sebagai penanda awal bulan.
Para ulama menyatakan, hukum rukyatul hilal adalah fardhu kifayah, artinya jika sudah ada umat Islam yang melakukannya, maka gugurlah kewajiban bagi Muslim yang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 185:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Sumber Kerusakan Langit dan Bumi
…، فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ، …الاية (البقرة [٢]: ١٨٥)
“…, Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan (awal) bulan, maka hendaklah ia berpuasa,….”
Ayat tersebut diperkuat dengan sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ (رواه البخارى)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjaga Harmoni Kehidupan
“Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Al-Bukhari).
Para ulama bermadzhab Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali menyatakan, bahwa menetapkan awal Ramadhan dilakukan dengan metode rukyatul hilal, berdasarkan ayat dan hadits di atas.
Sedangkan ulama lainnya seperti: Ibnu Suraij, Taqiyyuddin Al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil, mereka menyatakan bahwa awal puasa dapat ditetapkan dengan metode hisab (perhitungan).
Tentang perbedaan pandangan tersebut, kita tidak perlu mempertentangkannya. Mari kita laksanakan sesuai dengan yang kita yakini, selebihnya mari kita tetap menjaga ukhuwah dan saling menghargai.
Bagi yang sudah berada dalam Al-Jama’ah, mari kita taati keputusan ulil amri, karena ulil amri yang diberi kewenangan dalam memutuskan suatu perkara.
Ketiga: berdoa menyambut awal Ramadhan.
Ulama zaman tabi’in, Yahya bin Abi Katsir memberikan tuntunan doa menyambut Ramadhan dengan doa:
أَللّٰهُمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
”Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan.”(Lathaiful Ma’arif)
Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah
Keempat: bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan.
Kabar gembira mengenai hadirnya Ramadhan digambarkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ﻗَﺪْ جَاءَ كُمْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ (رواه احمد)
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)
Kelima: mengadakan khutbah akhir Sya’ban.
Imam Ibnu Khudzaimah dan Al-Baihaqi menulis dalam kitabnya tentang khutbah akhir Sya’ban dengan kalimat:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللَّهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا،…
“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasa di bulan itu sebagai kewajiban, dan shalat malamnya sebagai sunnah…”
Walaupun dari segi sanad, hadits tersebut dinilai dhaif, tetapi Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani berpendapat, terdapat hadits lain yang semakna dan isi hadits di atas selaras dengan prinsip-prinsip umum syariat Islam, sehingga bisa diamalkan sebagai fadha’ilul a’mal (keutamaan amal).
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semua dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini lebih lebih baik dari sebelumnya, dan kita semua mampu meraih pahala, rahmat dan ampunan-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(Mi’raj News Agency (MINA)