Kisah Atlet Renang Palestina Bangga Ikuti Asian Games 2018

Perhelatan multievent terakbar bangsa Asia, Asian Games ke-18 Tahun 2018 sudah ditutup pada Ahad malam (2/9) sore. Indonesia sebagai tuan rumah telah sukses menggelar event olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade itu selama 2 pekan dan kokoh berada di posisi empat besar.

Perhelatan Asian Games kali ini masih menyisakan kisah-kisah bersejarah nan haru. Salah satunya dari Palestina.

Mera Abushammaleh, atlet Palestina berusia 16 tahun yang lahir dan tinggal di Yordania bangga dapat
mewakili negara asal orang tuanya di ajang Asian Games 2018 di Jakarta pada hari Ahad (19/8).

Pada cabang olahraga renang Asian Games 2018, Abushammaleh berada di urutan 21 pada hitungan tercepat di heat event pertamanya, tetapi remaja itu percaya kehadirannya memiliki tujuan yang lebih besar daripada sekedar pencarian untuk meraih kesuksesan dalam cabang olahraga renang.

“Saya bisa menunjukkan kepada orang-orang di seluruh dunia bahwa Palestina dapat melakukan sesuatu dan kami masih di sini, kami tidak akan pergi ke mana pun karena perang,” katanya di dek setelah berenang di heat keempat dari nomor 100 meter gaya dada pada Ahad itu.

“Saya sangat bangga bahwa saya dapat menunjukkan kepada orang-orang bahwa Palestina ada di sini, bahwa
saya dapat melakukan sesuatu terlepas dari semua rintangan,” tambahnya, sebagaimana laporan media internasional.

Abushammaleh dan rekan satu timnya menerima sambutan meriah dari para penonton Indonesia ketika mereka melakukan defile di bawah bendera Palestina pada upacara pembukaan hari Sabtu (18/8) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Puluhan ribu penonton yang sebagian besar warga Indonesia, walau Timnasnya kalah 1-2 dari Palestina beberapa hari sebelum pembukaan, tetap mengapresiasi dan bahkan memberikan sambutan hangat para atlet Palestina.

“Sangat menyenangkan,” katanya. “Ketika kami berjalan, semua orang Indonesia berteriak ‘Go Palestine!’. Itu sangat menghangatkan hati.”

Menurut atlet dengan tinggi 156 cm itu, tiga dari lima tim renang Palestina, termasuk dia yang bertanding di Jakarta berasal dari diaspora hanyalah refleksi dari kondisi sulit bagi para calon atlet di wilayah terjajah tersebut.

“Saya tinggal di Yordania tetapi kadang-kadang saya mengunjungi Palestina tetapi sulit untuk melakukan latihan (di sana). Tidak ada banyak orang yang bersaing karena kami memiliki kesulitan seperti itu,” tambahnya.

Dia mengakui mulai berlatih berenang sejak berusia 5 tahun (2007). Dia pun mulai menjadi atlet dan mengikuti pelatihan nasional dengan seorang pelatih Yordania, Yehia Salti, sejak 2015. Karena fasilitas olah raga yang tak tersedia di Palestina menjadikan dirinya fokus berlatih di Yordania.

“Kami tidak memiliki kolam renang (50 meter). Kami hanya memiliki satu kolam 25 meter. Hanya ada dua pelatih (di Palestina). Kami tidak memiliki kejuaraan, kami tidak memiliki gym,” ungkapnya

Abushammaleh, yang terdaftar untuk tiga nomor lainnya di cabang olah raga di Jakarta, berenang dengan waktu pribadi terbaik satu menit 20,70 dalam 100 m gaya dada, cukup baik untuk mengalahkan Aishath Hulva Khulail dari Maladewa dan menghindari tempat terakhir dalam heat keempat.

Sementara itu jauh dari cukup baik untuk maju ke final, Abushammaleh yang lahir pada 1 Januari 2002 yakin dia akan meningkat dengan pengalaman dan suatu hari berharap dapat memenangkan medali untuk Palestina.

“Ini adalah pertama kalinya saya berkompetisi dalam kompetisi semacam ini, dalam lomba ini,” kata
Abushammaleh yang mengagumi Perenang Legenda Amerika Serikat, Lilly King dan Cody Miller; Perenang Legenda Inggris Adam Peaty.

“Saya berharap lebih baik dari ini, tapi lain kali saya akan melakukan yang lebih baik,” tuturnya.

Palestina salah satu dari sembilan negara kontingen peserta Asian Games 2018 yang kembali ke negara mereka masing-masing tanpa medali seusai mengikuti kompetisi multi-cabang olahraga terakbar sebangsa Asia yang digelar di Jakarta dan Palembang sejak 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu.

Penampilan para atlet dari negara yang masih terjajah itu menandai delapan kali keikutsertaan Palestina di Asian Games.

Kontingen Palestina berbekal 46 atlet mengikuti cabang-cabang olahraga angkat besi (2 atlet), atletik, bola voli pantai (2 atlet), gulat (2 atlet), judo, jujitsu, karate, kurash, renang (5 atlet), sepak bola (20 atlet), taekwondo (1 atlet), dan triatlon.

Palestina telah berkompetisi di Asian Games sejak 1994 dengan hanya mengirimkan satu peserta waktu itu.

Palestina juga memenangkan medali pertama mereka di Busan 2002 dengan meriah medali perunggu di cabang olahraga tinju kelas berat ringan (Light heavyweight) melalui atletnya Munir Abu-Keshek.

Kehadiran Palestina di kompetisi olahraga Asia sendiri relatif masih baru. Palestina diterima di Dewan Olimpiade Asia pada tahun 1986, Komite Olimpiade Internasional pada tahun 1995 dan FIFA pada tahun 1996.(A/R01/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.