Oleh: Sondos Alfayoumi, penulis dan penerjemah di Gaza
“Joud ada di bawah reruntuhan.”
Itulah pesan menyedihkan yang tertulis di dinding sebuah rumah yang rusak parah oleh pengeboman Israel.
Begitu banyak orang yang melewati gedung di kamp pengungsi Deir al-Balah, Gaza tengah tersebut. Mereka pasti mengira akan kecil kemungkinan jenazah anak berusia 2 tahun itu bisa ditemukan.
Baca Juga: GMO: Israel Lakukan 497 Pelanggaran Gencatan Senjata sejak 10 Oktober
Namun, tidak termasuk Naser, paman Joud. Dia bertekad untuk menemukan keponakannya.
Dia terus menggali selama berhari-hari, berpekan-pekan dan berbulan-bulan setelah rumahnya diserang pada Oktober 2023.
Sebelum serangan itu terjadi, adik ipar Naser dan ibu Joud yang bernama Jamila, menidurkan ketiga anaknya pada malamnya. Jamila bisa mendengar ledakan di tempat lain saat dia melakukannya, tapi dia berharap dan yakin keadaan akan lebih baik di pagi hari.
Namun, esok paginya Israel mengebom rumahnya.
Baca Juga: Macron Sebut Situasi di Gaza Masih Sangat Sulit, Desak Perlindungan Gencatan Senjata
Ajaibnya, dua anaknya yang bernama Talat (3 tahun) dan Sham (5 tahun) selamat.
Ayah mereka, saudara laki-laki Naser yang bernama Ahmad juga syahid. Sementara Jamila terluka parah, tetapi berhasil diselamatkan beberapa jam setelah serangan itu.
Namun, tidak ada jejak Joud.
Jamila meminta Naser setiap hari untuk menemukan Joud.
Baca Juga: Bulan Solidaritas Terhadap Rakyat Palestina
“Saya berusaha sekuat tenaga,” kata Naser. “Tidak ada jalan lain.”
Meski Naser menggunakan kruk (tongkat) karena terluka saat penyerangan, ia tetap menggali dengan tangan kosong demi menemukan keponakannya.
Jamila memberinya informasi penting bahwa Joud pergi tidur dengan mengenakan piyama kuning.
Meskipun Naser dan beberapa saudaranya mempunyai akses terhadap mesin penggali, mereka memutuskan untuk tidak menggunakannya karena takut akan menarik perhatian dan menjadi sasaran Israel.
Baca Juga: Hamas Desak Mediator untuk Lawan Upaya Israel Rusak Gencatan Senjata
“Jadi kami melanjutkan pencarian putus asa kami secara rahasia,” kata Naser.
Akhirnya, pada pertengahan Maret 2024 Naser menemukan mayat Joud. Dia menemukan kakinya terlebih dahulu, lalu rambut di bantalnya.
Menemukan jenazahnya berarti Joud bisa dimakamkan di samping ayahnya.
Masih banyak orang di Gaza yang belum ditemukan.
Baca Juga: 21 Warga Gaza Syahid dalam Serangan Udara Terbaru Israel
Lebih dari 13.000 warga Palestina masih hilang, menurut perkiraan Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Med. Mereka termasuk orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan, mereka yang dikuburkan di kuburan massal, dan mereka yang dihilangkan secara paksa.
Meski rasa sakit dihatinya masih terasa, Jamila merasa terhibur saat mengetahui bahwa jenazah anaknya telah ditemukan. Gadis berpiyama kuning itu kini bisa beristirahat dengan tenang. (AT/RI-1)
Sumber: The Electronic Intifada
Baca Juga: Israel Hadapi ‘Tsunami’ Kesehatan Mental
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Swedia Protes Serangan Israel ke Gaza di Tengah Gencatan Senjata
















Mina Indonesia
Mina Arabic