Oleh: Sondos Alfayoumi, penulis dan penerjemah di Gaza
“Joud ada di bawah reruntuhan.”
Itulah pesan menyedihkan yang tertulis di dinding sebuah rumah yang rusak parah oleh pengeboman Israel.
Begitu banyak orang yang melewati gedung di kamp pengungsi Deir al-Balah, Gaza tengah tersebut. Mereka pasti mengira akan kecil kemungkinan jenazah anak berusia 2 tahun itu bisa ditemukan.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Namun, tidak termasuk Naser, paman Joud. Dia bertekad untuk menemukan keponakannya.
Dia terus menggali selama berhari-hari, berpekan-pekan dan berbulan-bulan setelah rumahnya diserang pada Oktober 2023.
Sebelum serangan itu terjadi, adik ipar Naser dan ibu Joud yang bernama Jamila, menidurkan ketiga anaknya pada malamnya. Jamila bisa mendengar ledakan di tempat lain saat dia melakukannya, tapi dia berharap dan yakin keadaan akan lebih baik di pagi hari.
Namun, esok paginya Israel mengebom rumahnya.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Ajaibnya, dua anaknya yang bernama Talat (3 tahun) dan Sham (5 tahun) selamat.
Ayah mereka, saudara laki-laki Naser yang bernama Ahmad juga syahid. Sementara Jamila terluka parah, tetapi berhasil diselamatkan beberapa jam setelah serangan itu.
Namun, tidak ada jejak Joud.
Jamila meminta Naser setiap hari untuk menemukan Joud.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Saya berusaha sekuat tenaga,” kata Naser. “Tidak ada jalan lain.”
Meski Naser menggunakan kruk (tongkat) karena terluka saat penyerangan, ia tetap menggali dengan tangan kosong demi menemukan keponakannya.
Jamila memberinya informasi penting bahwa Joud pergi tidur dengan mengenakan piyama kuning.
Meskipun Naser dan beberapa saudaranya mempunyai akses terhadap mesin penggali, mereka memutuskan untuk tidak menggunakannya karena takut akan menarik perhatian dan menjadi sasaran Israel.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Jadi kami melanjutkan pencarian putus asa kami secara rahasia,” kata Naser.
Akhirnya, pada pertengahan Maret 2024 Naser menemukan mayat Joud. Dia menemukan kakinya terlebih dahulu, lalu rambut di bantalnya.
Menemukan jenazahnya berarti Joud bisa dimakamkan di samping ayahnya.
Masih banyak orang di Gaza yang belum ditemukan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Lebih dari 13.000 warga Palestina masih hilang, menurut perkiraan Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Med. Mereka termasuk orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan, mereka yang dikuburkan di kuburan massal, dan mereka yang dihilangkan secara paksa.
Meski rasa sakit dihatinya masih terasa, Jamila merasa terhibur saat mengetahui bahwa jenazah anaknya telah ditemukan. Gadis berpiyama kuning itu kini bisa beristirahat dengan tenang. (AT/RI-1)
Sumber: The Electronic Intifada
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat