Nyali paralimpian balap sepeda Saipul Anwar, diacungi jempol. Dia tetap saja menggenjot sepeda dengan kecepatan maksimal dalam latihan. Kenyataannya, dia pernah mengalami kerusakan pada tubuhnya akibat kecelakaan secara berulang.
“Ya, sisa tulang lengan kanan saya memang ada dan kepala sobek kena delapan jahitan karena tidak bekerja, itu terjadi dalam latihan. Itu tidak akan bisa karena saya bisa benar sebagai sepeda,” kata Saipul Anwar yang ditemui di markas Komite Paralympic Nasional (NPC) Indonesia Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu sebagaimana keterangan pers INAPGOC.
Motivasi anak pertama dari empat bersaudara pasangan almarhum Anang Nurdin dan Nurhayati ini cukup tinggi untuk menggapai prestasi pada Asian Para Games III 2018 yang akan digelar di Jakarta tanggal 6-13 Oktober mendatang.
Dia melahap seluruh program latihan yang diberikan legenda balap sepeda Indonesia Puspita Mustika Adya yang menjadi pelatih kepala tim balap sepeda Indonesia.
Baca Juga: Komite Olimpiade Palestina Kecam Pembongkaran Akademi Olahraga di Yerusalem
“Saya harus bekerja keras demi program latihan untuk meningkatkan waktu agar bisa bersaing di Asian Games 2018. Selain itu, pesaing yang cukup berat terutama pebalap Cina dan Jepang,” katanya.
Di Asian Para Games III, Saipul Anwar yang berada di kategori C-3 akan turun di trek nomor 3.000 M dan road race nomor Individual Time Trial (ITT). “Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih medali,” katanya.
“Motivasi Saipul Anwar sangat tinggi untuk meraih prestasi. Setiap hari dia berlatih pagi dan sakit masing-masing selama 2 sampai 3 jam di jalur atau jalan raya,” timpal Puspita Mustika Adya.
Pertumbuhan prestasi Saipul, kata Puspita, cukup menggembirakan. Pada saat mencoba di Italia bulan lalu, Saipul yang bersaing dengan pebalap Eropa dapat menggunakan peringkat ke-23.
Baca Juga: Timnas Futsal Putri Indonesia Menang Telak, Raih 7-0 Lawan Myanmar
Awalnya, pria kelahiran Yogyakarta 29 April 1979 ini bertubuh normal. Namun, dia harus merelakan kedua lengannya diamputasi dari salah satu pabrik di Martapura, Kalimantan Selatan.
“Saya ingat sekali waktu saya bekerja di pabrik saat membuat kabel tersengat listrik. Akibat kejadian tahun 2005 itu, kedua lengan saya yang gosong harus diamputasi,” kisahnya.
Usai peristiwa itu Saipul masuk ke panti tunadaksa di Solo dan menekuni dunia olahraga. Dia pernah mencapai 1 perak dan 2 medali dari cabang olahraga pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Riau 2012.(R/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Bantai Arab Saudi 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia